Menurut kantor berita ABNA, mengutip Pusat Informasi Palestina, Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) menyatakan bahwa anak-anak Jalur Gaza telah kehilangan hak mereka untuk mendapatkan pendidikan, sekolah telah menjadi tempat berlindung dan rumah-rumah telah berubah menjadi puing-puing, dan tidak ada lagi tempat untuk belajar.
Berdasarkan pengumuman UNICEF, lebih dari 700.000 anak di Gaza kehilangan hak pendidikan formal. Situasi pendidikan yang bencana ini telah menempatkan masa depan satu generasi anak-anak Palestina dalam ketidakpastian dan membutuhkan perhatian segera dari masyarakat internasional.
Menurut pernyataan ini, penutupan sekolah secara massal dan kehancuran infrastruktur pendidikan telah menghentikan proses belajar dan menyebabkan tekanan psikologis dan sosial yang parah pada anak-anak dan keluarga mereka.
Terkait hal ini, direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyatakan keprihatinan yang mendalam atas situasi kemanusiaan di Gaza dan Sudan, menyerukan penghentian segera perang di Gaza dan agar pasien diizinkan keluar untuk perawatan.
Dia menambahkan: "Kami meminta Israel untuk menghentikan perang di Gaza dan mengizinkan mereka yang membutuhkan perawatan medis untuk keluar ke Tepi Barat dan Yerusalem Timur."
Dia menekankan bahwa membuat rakyat Gaza kelaparan tidak hanya tidak akan membawa keamanan bagi Zionis, tetapi juga tidak akan membantu membebaskan para tawanan.
Sementara itu, perwakilan WHO di wilayah pendudukan Palestina memperkirakan bahwa dengan pengungsian warga Palestina ke selatan Jalur Gaza, bencana di Gaza akan meningkat. Dia juga menyinggung masalah dalam penyediaan layanan kesehatan di Jalur Gaza.
Your Comment