14 Agustus 2025 - 06:37
Sheikh Naeem Qassem: Senjata Hizbullah untuk Melindungi Lebanon / AS Terlibat dalam Kejahatan Israel

Sekjen Hizbullah Lebanon, Sheikh Naeem Qassem, dalam peringatan syahidnya komandan jihad besar, Sayyid Fouad Shukr (Sayyid Mohsen), menegaskan bahwa senjata Hizbullah bukan untuk kepentingan dalam negeri, melainkan sebagai kekuatan pertahanan nasional melawan Israel.

Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA-  Sekjen Hizbullah Lebanon, Sheikh Naeem Qassem, dalam peringatan syahidnya komandan jihad besar, Sayyid Fouad Shukr (Sayyid Mohsen), menegaskan bahwa senjata Hizbullah bukan untuk kepentingan dalam negeri, melainkan sebagai kekuatan pertahanan nasional melawan Israel.

Ia menyatakan bahwa perlawanan Hizbullah tidak hanya menjadi kekuatan penangkal Israel, tetapi juga salah satu fondasi penting dalam membangun negara Lebanon. Ia menolak dikotomi antara perlawanan dan politik, dan menegaskan keduanya dijalankan secara paralel.

Terkait kesepakatan pasca-pertempuran "Awliya al-Ba’s", ia menyebut bahwa Hizbullah membantu negara mengelola keamanan di wilayah selatan. Namun, Israel melanggar kesepakatan itu, dan Amerika Serikat dianggap sebagai mitra dalam agresi dan krisis di Lebanon.

Ia mengecam rencana AS dan Israel untuk melucuti Hizbullah dengan dalih stabilitas, padahal tujuannya adalah menghancurkan kekuatan militer Lebanon dan melancarkan penjajahan gaya baru.

Dalam pidatonya, Sheikh Qassem berkata: "Senjata kami adalah kekuatan Lebanon. Siapa pun yang menuntut pelucutan senjata berarti ingin memberikannya kepada Israel. Kami tidak akan menyerah meski seluruh dunia melawan kami. Kami rakyat yang percaya pada ajaran Imam Husain: 'Haihât minnaz zillah (Pantang bagi kami hidup dalam kehinaan)'."

Ia juga mengenang syahidnya Sayyid Fouad Shukr, salah satu komandan militer pertama Hizbullah dan perancang utama operasi besar, termasuk di perang 2006.

Di akhir, Sheikh Qassem menyampaikan belasungkawa atas syahidnya anggota keluarga Ismail Haniyeh, dan menegaskan bahwa Palestina tetap prioritas utama. Ia juga memuji George Abdullah, tahanan Lebanon di Prancis, sebagai simbol perlawanan global.

Your Comment

You are replying to: .
captcha