9 Mei 2025 - 23:34
Source: Parstoday
Analis Zionis tentang kabinet Netanyahu: Kita menghadapi geng kriminal / Reporter Haaretz: Kita berada di tepi jurang

Seorang analis Israel menyebut kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebuah geng kriminal.

Rezim Tel Aviv memberi lampu hijau pada Senin pagi untuk memperluas perang di Gaza dengan meluncurkan operasi militer baru untuk "menduduki dan mengamankan wilayah" di Jalur Gaza, yang telah berada di bawah pemboman Israel selama lebih dari satu setengah tahun. Para pakar dan analis Zionis mengkritik tajam keputusan kabinet keamanan rezim untuk memperluas serangan ke Jalur Gaza, dengan menyatakan bahwa operasi militer yang ekstensif akan bernasib sama seperti semua operasi sebelumnya, dan satu-satunya hasilnya adalah kematian tawanan Zionis dan semakin runtuhnya Israel.

Menurut Parstoday mengutip kantor berita Tasnim, Gadi Shamni, mantan tentara di angkatan darat Israel, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Kanal 12 televisi Israel: "Kita harus memahami bahwa kita tidak memiliki kabinet atau apa pun yang disebut otoritas politik. Kita sebenarnya menghadapi geng kriminal yang memiliki keinginan besar untuk membalas dendam dan dipimpin oleh orang-orang berbahaya."

Kobim Arom, seorang pakar keamanan internal rezim tersebut, menyatakan bahwa kabinet keamanan tidak hanya memutuskan untuk menduduki Gaza, tetapi juga telah membentuk pemerintahan militer, yang akan menimbulkan konsekuensi berat di semua tingkatan. Keputusan Israel ini secara efektif membuka jalan bagi pelaksanaan rencana Presiden AS Donald Trump untuk menggusur penduduk Gaza.

Odi Livai, mantan wakil kepala dinas intelijen luar negeri Mossad, menekankan: "Netanyahu, dengan perencanaan yang matang dan disengaja, siap mengorbankan tawanan Israel di Gaza jika perlu." Hal ini sejalan dengan peringatan dari Jenderal Nitsson Alon, kepala divisi tawanan di militer Israel, yang menyatakan bahwa perang di Gaza menimbulkan ancaman terhadap nyawa para tawanan dan dapat mengakibatkan kematian mereka.

Sementara itu, Giora Inbar, mantan komandan militer Israel, menekankan: “Itamar Ben-Gvir (menteri internal) dan Bezalel Smotrich (menteri keuangan), yang tidak pernah bertugas di militer Israel dan tidak tahu apa-apa tentangnya, telah mendorong kabinet keamanan ke arah keputusan yang tidak dapat dicapai. Kabinet yang sama ini telah gagal melenyapkan Hamas selama 15 tahun terakhir.”

Ronel Manlis, mantan juru bicara militer Israel, menyatakan: “Perang yang sedang kita hadapi saat ini memiliki sembilan tujuan yang dinyatakan dan beberapa tujuan tersembunyi yang memungkinkan kelompok Netanyahu mengubah perang ini menjadi konflik partisan dan kembali membangun permukiman di Gaza. Smotrich mengatakan kita akan menduduki kembali Gaza, tetapi itu bukanlah tujuan perang. Mereka juga mengatakan kita akan menghancurkan Hamas, tetapi itu juga bukan tujuan perang.”

Di sisi lain, Uri Misgav, seorang jurnalis dari surat kabar berbahasa Ibrani Haaretz, mengumumkan di Kanal13 televisi rezim tersebut: “Menurut rencana yang digariskan oleh kabinet Netanyahu, kita tengah menuju perang yang paling sia-sia dan memecah belah, dan kita berada di tepi jurang.” 

342/

Your Comment

You are replying to: .
captcha