22 Maret 2025 - 21:15
Source: Parstoday
Trump Ingin Menyita PLTN Ukraina, Eropa Menolak Permintaan Pendanaan Kyiv

Presiden Ukraina menekankan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir negara itu hanya milik orang Ukraina.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyarankan dalam percakapan telepon dengan mitranya dari Ukraina agar Washington mengambil alih fasilitas nuklir Ukraina, dengan klaim untuk mencegah serangan Rusia di masa mendatang.

Para analis menilai usulan tersebut merupakan langkah lain Amerika Serikat untuk menyita sumber daya dan fasilitas Ukraina.

Pars Today hari Sabtu melaporkan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam sebuah pernyataan membantah laporan media tentang kemungkinan Amerika Serikat mengambil alih pembangkit listrik tenaga nuklir negara itu, dengan menekankan bahwa pembangkit listrik ini milik rakyat Ukraina.

Mimpi Amerika untuk Ukraina

Sementara itu, Financial Times hari Jumat melaporkan bahwa Amerika Serikat sedang berupaya untuk merundingkan kembali persyaratan perjanjian pertambangan tertentu dengan Ukraina, sehingga Washington juga dapat mengambil alih kendali pembangkit listrik tenaga nuklir negara itu.

Laporan yang mengutip pejabat Ukraina, menyatakan bahwa Amerika Serikat ingin Ukraina menyetujui masalah yang terkait dengan dana investasi bersama dan operatornya, yang akan mentransfer kepemilikan sumber daya ekonomi lainnya, seperti pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina di bawah kendali Washington.

Pejabat Ukraina juga menyatakan kekhawatirannya mengenai tekanan pada negara itu untuk menerima persyaratan yang tidak menguntungkan Kyiv.

Trump: Saya tidak menyebutkan tanggalnya

Konflik mengenai Ukraina terjadi ketika Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada hari Jumat bahwa ia belum menetapkan tanggal pasti bagi mitranya dari Rusia untuk mengusulkan gencatan senjata dalam perang di Ukraina.

Trump mengklaim bahwa Amerika Serikat sedang membuat kemajuan dalam upaya mengakhiri perang di Ukraina, dengan mengatakan,"Kita mungkin akan segera dapat menghentikan jalannya perang yang mematikan di Ukraina."

Ia juga mengklaim, "Jika ada presiden yang baik di Gedung Putih, perang di Ukraina tidak akan dimulai".

Rencana bantuan militer baru Uni Eropa untuk Ukraina gagal

Di sisi lain, Deputi Kepala kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Kaja Kallas menyatakan bahwa penambahan lebih banyak bantuan militer kepada Ukraina gagal, karena ketidaksepakatan di antara para pemimpin Uni Eropa, dan tidak ada kesepakatan yang dicapai.

Para pemimpin Uni Eropa hari Kamis mengumumkan bahwa mereka terus mendukung Ukraina tetapi menolak menyetujui anggaran yang diminta oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Hal ini terjadi setelah Zelensky mengumumkan melalui konferensi video pada pertemuan para pemimpin Uni Eropa di Brussels bahwa Kyiv sangat membutuhkan setidaknya lima miliar euro ($5,42 miliar) untuk pengadaan peluru artileri dan mengharapkan Eropa mendukungnya.(PH)

342/

Your Comment

You are replying to: .
captcha