19 Maret 2025 - 18:04
Source: Parstoday
Hari Kedua Serangan Baru Israel ke Gaza, Anak-Anak Palestina Jadi Target Utama Kejahatan

Hari kedua pelanggaran gencatan senjata oleh Zionis Israel dan gelombang serangan baru di Jalur Gaza telah dimulai. Hari kedua gelombang baru serangan Israel di berbagai wilayah Gaza telah mengakibatkan puluhan warga Palestina gugur syahid dan sejumlah lainnya terluka.

Menurut Parstoday mengutip Mehrnews, sumber-sumber Palestina melaporkan gugurnya 10 warga Palestina dalam serangan rezim Israel di Khan Younis dan Rafah di Gaza selatan pada Rabu (19/3/2025) pagi.

Sebuah rumah juga dibom di lingkungan Sabra di selatan Kota Gaza. Anak-anak menjadi sasaran serangan rezim Zionis ini.

Jet-jet tempur rezim Zionis juga mengebom kamp al-Bureij di Gaza tengah, dan menyerang al-Mughraqa di wilaya yang sama. Bagian tenggara Kota Gaza dan lingkungan al-Zaytun juga dibombardir oleh pesawat-pesawat tempur Israel.

Tiga orang gugur syahid dan beberapa lainnya terluka dalam sebuah pemboman rumah di lingkungan Sabra di selatan Kota Gaza. Jet-jet tempur Israel juga mengebom lingkungan al-Mawasi di sebelah barat Khan Yunis pada beberapa kesempatan.

Helikopter Israel melepaskan tembakan ke arah wilayah selatan Kota Gaza dan menyerang lingkungan al-Junaina di sebelah timur kota Rafah di Gaza selatan.

Artileri Israel menembaki wilayah timur laut kamp al-Bureij di Gaza tengah. Hajar al-Dik Timur di Gaza tenggara juga dihujani peluru artileri oleh militer Israel, dan  lingkungan al-Tuffah di timur Kota Gaza dibom.

Setidaknya 13 warga Palestina gugur syahid dalam serangan Israel terhadap empat tenda di daerah al-Mawasi dan al-Muharrarat di Khan Yunis, Gaza selatan.

Sumber-sumber Palestina merilis video pembantaian brutal yang dilakukan militer Zionis di lingkungan Shuja'iyya di bagian timur Kota Gaza.

Penjelasan Pejabat Hamas Mengenai Perkembangan Terbaru di Gaza

Dalam berita lain, Taher al-Nunu, salah satu pejabat tinggi Hamas, mengatakan: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak menginginkan kesepakatan dan dia berusaha menghindari penerapan klausul selama gencatan senjata.

"Netanyahu ingin mempertahankan kabinetnya dengan melanjutkan perang terhadap Jalur Gaza," ujarnya seperti dilaporkan ISNA.

Dalam wawancaranya dengan al-Mayadeen, al-Nunu mengatakan, "Rezim pendudukan menolak masuknya tahap kedua negosiasi gencatan senjata dan tidak melaksanakan klausul tahap pertama. Sementara Hamas menyetujui rencana Adam Buehler, Wakil Amerika Serikat (AS) untuk Urusan Tahanan, dan bahkan mempertimbangkan usulan Steve Witkoff, Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah.

"Rezim pendudukan berusaha merusak negosiasi untuk mempertahankan pemerintahan Netanyahu," terangnya.

Terkait posisi pemerintah AS, dia mengatakan, "Pemerintahan Donald Trump memulai aktivitasnya sebagai 'pengacara' pembela rezim pendudukan dan merupakan mitra sejati rezim tersebut dalam kejahatannya, terutama melalui favoritisme politik dan dukungan senjata."

"Musuh, Zionis tidak akan pernah mencapai tujuannya atau memulangkan satu pun tawanan Israel tanpa kesepakatan.Tidak ada pula jaminan mengenai tawanan ini, dan mereka mungkin akan terbunuh akibat pemboman dan agresi berkelanjutan," tegasnya.

Pernyataan al-Nunu muncul setelah rezim Israel melanjutkan serangannya di Gaza pada Selasa pagi. Serangan ini mengakhiri gencatan senjata rapuh yang dimulai pada 19 Januari 2025 dengan mediasi Mesir, Qatar, dan AS.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestian di Gaza, lebih dari 412 orang gugur syahid dan lebih dari 500 orang terluka selama serangan baru Israel di Gaza. (RA)

342/

Your Comment

You are replying to: .
captcha