18 Maret 2025 - 20:36
Serial Muawiyah: Proyek Prestisius Wahabi untuk Pecah Belah Sunni-Syiah

Para pakar dalam diskusi kritik terhadap serial Muawiyah menyatakan bahwa tujuan utama serial ini adalah untuk menyucikan Bani Umayyah dan Muawiyah, mendistorsi sejarah demi kepentingan Wahabi, serta melanjutkan proyek perpecahan antara Syiah dan Sunni.

Menurut Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Para pakar dalam diskusi kritik terhadap serial Muawiyah menyatakan bahwa tujuan utama serial ini adalah untuk menyucikan Bani Umayyah dan Muawiyah, mendistorsi sejarah demi kepentingan Wahabi, serta melanjutkan proyek perpecahan antara Syiah dan Sunni.

Serial Muawiyah Bertentangan dengan Pandangan Ahlusunnah

Hujjatul Islam Dr. Mehdi Farmanian, dosen di Universitas Agama dan Mazhab, dalam diskusi ini mengatakan: "Wahabi saat ini berusaha memperkenalkan pemikiran Utsmani sebagai pemikiran Ahlusunnah melalui serial Muawiyah, padahal pemikiran tersebut berasal dari Ibnu Taimiyah dan ditolak oleh Ahlusunnah sendiri."

Ia menambahkan: "Para ulama dan tokoh kita tidak boleh melengkapi puzzle musuh, karena kaum Wahabi berniat menimbulkan konflik antara Syiah dan Sunni, padahal perbedaan utama sebenarnya adalah antara Ahlusunnah dan Wahabi. Oleh karena itu, dengan menampilkan kritik dari para ulama Sunni, kita dapat melawan serial ini."

Dosen ini juga menyatakan bahwa serial ini berupaya tetap berpegang pada sejarah Sunni, tetapi pada saat yang sama juga melaksanakan instruksi dari pihak Wahabi yang membiayai proyek ini. Oleh karena itu, para sejarawan dapat mengkritik serial ini dengan mengungkap banyaknya kesalahan historis berdasarkan sumber-sumber Sunni.

Serial Muawiyah Bukan Cerminan Pandangan Ahlusunnah

Dr. Issam Yahya Imad, peneliti ilmu Islam dan pemikir asal Yaman, berbicara tentang pandangan ulama Sunni terhadap Muawiyah. Ia mengatakan:
"Hassan al-Banna menentang Muawiyah, Ahmad Shadiq Amari menulis buku yang menentang Muawiyah, bahkan Ibnu Jauzi yang seorang Salafi juga menulis karya yang menolak Yazid. Para pembuat serial Muawiyah tidak menerima pandangan Sunni maupun Syiah. Karena itu, tidak bisa dikatakan bahwa serial ini merupakan hasil dari perselisihan antara Iran dan Arab Saudi, sementara di sisi lain, serial-serial Iran justru memperhatikan pandangan Sunni."

Peneliti ini menegaskan bahwa tidak adil jika serial Muawiyah diklaim sebagai representasi pandangan Sunni. Ia menambahkan bahwa para pembuat serial ini bersandar pada pemikiran orang-orang yang bahkan meragukan kitab Tarikh Thabari sebagai referensi sejarah Sunni. Padahal, kitab Tarikh Thabari tidak hanya digunakan oleh Sunni, tetapi juga Syiah.

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa para pembuat serial ini tidak menggunakan kitab Tarikh Thabari maupun Tarikh Ibnu Katsir, karena narasi yang mereka sampaikan tentang Muawiyah bertentangan dengan isi kitab-kitab tersebut. Oleh sebab itu, serial Muawiyah bertentangan dengan Tarikh Thabari, sebab sejarah Muawiyah dalam sumber-sumber Sunni sebenarnya tidak berbeda dengan yang tercatat dalam literatur Syiah.

Serial Bernilai 100 Juta Dolar!

Hujjatul Islam Murtadha Falah, pakar media dan kritikus film, mengatakan bahwa serial Muawiyah diproduksi oleh perusahaan "MBC" dan awalnya direncanakan tayang dua tahun lalu, namun ditunda karena adanya protes. Anggaran serial ini mencapai 100 juta dolar.

Ia menambahkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara Arab mulai terlibat dalam produksi serial strategis, dan tahun ini, serial Muawiyah diproduksi sesuai dengan kebijakan besar yang dikejar oleh beberapa negara Arab. Namun, masyarakat Sunni pun tidak setuju dengan cara serial ini menggambarkan Muawiyah.

Salah satu kekurangan serial ini, menurutnya, adalah penggambaran karakter yang tidak akurat. "Sebagai contoh, Muawiyah sebenarnya adalah seseorang yang bertubuh gemuk dan banyak makan. Nabi (saw) bahkan pernah mendoakan agar ia tidak pernah merasa kenyang. Namun, dalam serial ini, Muawiyah justru digambarkan sebagai sosok bertubuh atletis," katanya.

Selain itu, ada banyak penyimpangan sejarah, seperti penggambaran bahwa Muawiyah masuk Islam sebelum Fathu Makkah, padahal itu merupakan distorsi sejarah. Kekurangan lain dari segi isi adalah tidak disampaikannya peristiwa-peristiwa sejarah penting, karena tujuan utama serial ini adalah menyucikan Muawiyah dan Bani Umayyah.

Wajah Asli Muawiyah Disembunyikan dalam Serial Ini

Hujjatul Islam Adriyani, pakar film, mengatakan bahwa serial ini berupaya menyucikan tokoh-tokoh seperti Abu Sufyan.

"Serial ini menggambarkan Abu Sufyan hanya sebagai seorang pengamat dalam Perang Uhud, padahal ia adalah sosok yang berdiri di garis depan melawan Rasulullah (saw)," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa penonton serial ini disuguhi proses penyucian Muawiyah, sebagaimana yang terjadi pada tokoh Jaulani di Suriah. "Jaulani menyembunyikan identitas terorisnya di balik jas dan dasinya, dan sekarang serial ini berupaya menyembunyikan karakter asli Muawiyah," pungkasnya.

Your Comment

You are replying to: .
captcha