Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Senin

23 Desember 2024

18.28.17
1516184

Irak:

Pemenang Palestine World Prize 2024 Telah Diumumkan, ada Dari Indonesia

Acara penutupan penghargaaan sastra Palestina tahap kedua berlangsung di ibukota Irak, Baghdad.

Menurut Kantor Berita Internasional Ahlulbait - ABNA - Acara penutupan The Second Session of the Palestine World Prize for Literature 2024 diadakan di kota Baghdad Irak dan para pemenang dalam enam kategori telah diumumkan dan menerima penghargaan mereka.

Palestine World Prize 2024 untuk penulisan diadakan dalam enam kategori: naskah drama, memoir, cerita pendek, anak-anak, puisi, dan novel. Pada tahap ini, karya terbanyak dengan 106 judul masuk ke kategori novel, sementara yang paling sedikit terdiri dari 9 karya di kategori naskah drama.

Dalam kompetisi internasional ini, 345 judul karya dari 26 negara dinilai dan dievaluasi, dengan karya-karya berfokus pada Palestina yang dikirim dalam bahasa Inggris, Arab, Persiai, Prancis, Spanyol, Indonesia, Melayu dan Urdu, dengan jumlah terbesar dalam bahasa Arab dan Persia. Pemenang Palestine World Prize ini diumumkan sebagai berikut:

Di kategori drama, juara pertama diraih oleh naskah drama berjudul "أعنی علی دفنهم" (Keinginanku Menguburkan Mereka) yang ditulis oleh Dua'a Muhammad Ismail Ibrahim Al-Bayati dari Irak, dan juara kedua diraih oleh drama "علی عتبات القدس" (Di Ambang Al-Quds) yang ditulis oleh Nawal Maheni dari Mesir.

Di kategori memoir, buku "خمسة آلاف یوم فی عالم البرزخ" (Lima Ribu Hari di Alam Barzakh) karya Hassan Salama dari Palestina dinyatakan sebagai juara pertama, drama "کفاح کفاح" (Berjuang! Berjuang!) karya Kifah Hattab dari Palestina sebagai juara kedua, dan "ماهی‌ها به دریا بر می‌گردند” (Ikan-ikan Kembali ke Laut) karya Marzieh Etemadi dari Republik Islam Iran sebagai juara ketiga.

Dalam kategori cerita pendek, posisi pertama ditempati oleh "یومیات نضال وعزّ “ (Diari Nidhal dan Izz” karya Abdul Majid Zarqat dari Lebanon, posisi kedua oleh "خاکستر گنجشک‌ها" (Burung Pipit Abu-abu) karya Hamed Asgari dari Iran, dan posisi ketiga secara bersama-sama oleh "فوتیک" karya Suhaim Abu Awad dari Palestina dan "اغتیال ریحانة” (Pembunuhan Raihanah) oleh Muhammad Adnan Suleiman Mardawi dari Palestina.

Dalam kategori novel, posisi pertama diraih oleh "حکایة جدار" (Hikayat Sebuah Dinding) karya Nasser Abu Surur dari Palestina, posisi kedua secara bersama-sama oleh "روایة الرعب حکایة الحرب فی غزه” (Kisah Horor: Cerita Perang di Gaza) karya Ayman al-Atoom dari Yordania dan "أزواد" karya Ahmad Bouslim dari Yordania, sedangkan posisi ketiga diraih oleh "قلادة یاسمین) (Kalung Melati) karya Amir Anwar Sultan dari Palestina.

Posisi pertama dalam kategori puisi diraih oleh Abdullah Isa dari Palestina dengan puisi سماء غزة تلال جنین "Langit Gaza; Perbukitan Jenin", posisi kedua oleh Ali Al-Amiri dari Palestina dengan puisi فلسطینیا ذا "Palestinia, Ini Dia", dan posisi ketiga secara bersama-sama oleh Victor De Currea-Lugo dari Kolombia dengan puisi Pequeños poemas para Palestina "Puisi Kecil untuk Palestina" dan Hikmat Gumilar dari Indonesia dengan puisi "Dari Mawar Reruntuhan ke Cerita Ingatan".

Dalam kategori anak-anak, Amal Nasser dari Lebanon mendapatkan posisi pertama untuk "Arsyivia", posisi kedua secara bersama-sama oleh Tala El-fahmawi dari Amerika untuk Salim's Soccer Ball A Story of Palestinian Resilience “Sepak Bola Salim: Kisah Ketegaran Palestina" dan Syed Mahdi Mousavi dari Iran untuk راز سنگ سرخ  "Rahasia Batu Merah", serta posisi ketiga secara bersama-sama oleh Intisar Ba'la dari Suriah untuk "Yafa dan Kanaan" dan Amira Al-Balushi dari Irak untuk "Hadis al-Zaitun”.

Acara kompetisi internasional ini dihadiri oleh tokoh-tokoh budaya terkemuka dari berbagai negara di dunia serta beberapa keluarga syuhada perlawanan seperti keluarga Syahid Imad Mughniyeh, Syahid Fawad Shukr, dan Syahid Karkhi, serta keluarga Syahid Raisi.

The Palestine World Prize for Literature didirikan pada tahun 2018 oleh federasi sastra negara-negara Islam dengan tujuan mendorong penulis dan menghasilkan karya-karya berharga dengan tema Palestina. Palestine Prize pertama diadakan di kota Beirut Lebanon pada bulan November 2022.  Meski tidak ada peserta dari Asia Tenggara khususnya Indonesia yang meraih penghargaan, namun sebuah kebanggaan, DR. Dina Yulianti dosen HI Universitas Padjadjaran Bandung (lebih dikenal dengan nama pena Dina Sulaeman) hadir sebagai salah satu anggota dewan juri mewakili Asia Tenggara.