Menurut Kantor Berita Internasional ABNA, sekelompok mahasiswi yang tergabung dalam pusat Mahdavi Universitas Gilan menggelar pertemuan dengan Ayatullah Reza Ramezani, Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as di Qom pada Minggu (5/6).
Di awal pertemuan ini, Ayatullah Ramezani menyampaikan belasungkawa atas kesyahidan Ayatullah Raisi dan delegasi pendampingnya dan menyatakan: "Masyarakat kita membutuhkan pelayan-pelayan rakyat lebih dari sebelumnya. Sosok ini yang mengabdikan diri kepada rakyat dan memperkuat serta mengembangkan kepercayaan antara rakyat dan pemerintah. Oleh karena itu, jika pejabat pemerintah tidak kenal lelah maka kepercayaan masyarakat juga akan semakin kuat."
Lebih lanjut Ayatullah Ramezani menyampaikan tentang kepribadian mendiang Ayatullah Raisi: "Syahid Raisi mampu memadukan politik dengan etika, keikhlasan, dan kejujuran, sedangkan politik dalam dunia bisnis tidak memiliki tradisi etika, keikhlasan, dan kejujuran. Berdasarkan pemikiran Machiavellian, politisi Barat berupaya mengkonsolidasikan dan mengembangkan kekuasaan dan menggunakan segala cara untuk mencapai kekuasaan, namun hal ini tidak memiliki definisi dalam wacana agama."
Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as ini menambahkan: "Ayatullah Raisi dididik di sekolah Imam, dan keistimewaan sekolah Imam adalah tauhid dan kepemimpinan tauhid. Oleh karena itu, orang-orang seperti itu dilatih dalam pengelolaan monoteistik dan ilahi, dan kita harus menjadikan mereka sebagai teladan kita. Saya berharap proses pengabdian kepada rakyat terus berlanjut dan berkembang karena rakyat adalah pilar revolusi."
Dia juga menyatakan bahwa dengan kesyahidan Ayatullah Raisi, modal sosial nasional dan internasional Iran meningkat, dan menambahkan: "Setelah kesyahidan Ayatullah Raisi, prmimpin negara-negara besar di dunia menyatakan berkabung di depan umum dan di banyak negara upacara peringatan diadakan untuk para syahid ini."
"Pejabat-pejanat penting negara ini syahid dan rakyat Iran sedih, namun tidak ada gangguan dalam penyelenggaraan urusan eksekutif negara karena kepala negara adalah Imam Khamenei dan dia adalah juru mudi dari kapal revolusi yang terus melaju ini." Tambahnya.
Ia menekankan perlunya partisipasi rakyat Iran dalam pemilu mendatang dan mengingatkan: "Semua lapisan masyarakat, terutama generasi muda, mempunyai peran dalam pemilu ini dan kita harus berusaha meningkatkan persentase peserta. Dalam hal ini, kita semua harus memperhatikan etika dalam kampanye dan para kandidat harus mempresentasikan program mereka. Kritik harus bersifat ilmiah, realistis, dan penuh kasih sayang."
Pada bagian lain penyampaiannya mengenai kedudukan perempuan dalam masyarakat, Ayatullah Ramezani mengatakan: "Perempuan memiliki kapasitas yang sangat besar dalam masyarakat. Separuh penduduk negara ini terdiri dari perempuan, dan mereka harus berperan dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan agar dapat menyaksikan pertumbuhan masyarakat."
Ia juga mengatakan tentang posisi perempuan dalam Al-Quran: "Al-Quran menampilkan dirinya sebagai pembela hak-hak perempuan, dan beberapa surah dalam Al-Quran diberi nama berdasarkan nama perempuan. Dalam Al-Quran, beberapa perempuan diperkenalkan sebagai panutan dan ada lebih dari 300 ayat tentang perempuan."
Guru besar Hauzah Ilmiah Iran ini juga menekankan: "Allah tidak membeda-bedakan laki-laki dan perempuan dalam bidang keimanan dan amal shaleh sebagaimana yang difirmankan-Nya dalam ayat 35 Surat Al-Ahzab. Selain itu, menurut ayat 13 surat Al-Hujrat, orang yang paling baik di mata Allah adalah orang yang paling bertakwa. Oleh karena itu, keimanan, amal shaleh, kehidupan yang baik dan kedudukan yang sebenarnya adalah tentang laki-laki dan perempuan, dan perempuan serta anak perempuan dapat tumbuh dalam kedudukan yang nyata seperti halnya laki-laki."
Merujuk pada peran pendidikan perempuan, Ayatullah Ramezani mengatakan: "Peran pendidikan perempuan sangat menonjol dan perempuan dapat menularkan emosi kepada anak-anaknya sehingga dapat membesarkan anak dengan emosi dan peka terhadap penindasan, membela yang tertindas dan melawan penindas."
"Perempuan harus membesarkan anak-anak yang akan menyampaikan panggilan keadilan, spiritualitas dan emosi serta hati nurani manusia kepada generasi berikutnya." Tambahnya.
Mengenai perlunya kehadiran sosial perempuan dalam masyarakat, Ayatullah Ramezani mengatakan: "Kami tidak percaya bahwa perempuan seharusnya hanya membesarkan anak, meskipun ini adalah pekerjaan khusus, namun perempuan harus bisa hadir di masyarakat sebagai aktivis sosial. Imam Khomeini rahimahullahu ta'ala menilai peran penting perempuan, bahwa perempuan bisa memainkan peran yang lebih besar dibandingkan laki-laki; Imam Khamenei juga mempunyai pandangan yang sama. Mereka memiliki pandangan yang tepat dan halus tentang perempuan di bidang sains dan pendidikan, yang patut dikaji lebih lanjut."
Ayatullah Ramezani menambahkan: "Dalam sejarah di balik laki-laki yang berpengaruh, perempuan juga berpengaruh secara sosial. Misalnya saja tiga orang wanita yaitu ibu dan adiknya serta istri Fir'aun Asia yang berperan dalam perkembangan karakter Nabi Musa. Ketiga wanita ini mengangkat sosok yang menghancurkan istana Fir'aun dan mengajak masyarakat kepada tauhid."
"Dalam masyarakat Mahdawi; Ilmu pengetahuan, penalaran, kebijaksanaan, keadilan dan spiritualitas mencapai puncaknya. Tentu saja spiritualitas yang bersifat religius dan lahir dari tanggung jawab, bukan spiritualitas yang menghindar dari tanggung jawab dan menolak tanggung jawab, yang sayangnya sebagian orang mempromosikan spiritualitas jenis ini di dunia saat ini." Jelasnya/
Pada akhir penyampaiannya, guru besar Huazah Ilmiah Iran ini mengatakan: "Mahasiswa harus mengenal Imam Zaman as dan beriman kepadanya untuk mempengaruhi suasana spiritual universitas."