Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Sabtu

6 Mei 2023

16.39.49
1363195

Ayatullah Hadavi Tehrani:

Jangan Rusak Kualitas dan Akhlak dengan Tindakan yang Tidak Pantas

Ulama Bahtsul Kharij dan pelajaran tingkat tinggi Hauzah Ilmiah Qom dalam ceramahnya menyatakan, “Kita harus berharap agar amal kita diterima, tetapi pada saat yang sama, kita tidak boleh sombong dan menganggap bahwa amal yang kita lakukan ini pasti diterima, dan dijamin surga untuknya.

Menurut Kantor Berita ABNA, pertanyaan dan kekhawatiran orang-orang yang berpuasa dan orang beriman adalah, "Apa yang harus kita lakukan setelah bulan Ramadhan untuk menjaga keadaan baik dan spiritual bulan perjamuan Allah?”

Dalam konteks ini, reporter ABNA melakukan wawancara dengan Ayatullah "Mehdi Hadavi Tehrani, ulama Bahtsul Kharij dan pelajaran fikih tingkat tinggi Hauzah Ilmiah Qom dan anggota Dewan Tertinggi Lembaga Internasional Ahlulbait as sebagai berikut:

ABNA: Sebagai pertanyaan pertama, apa yang harus kita lakukan untuk menjaga ruhaniyah Ramadhan yang baik dan spiritual di bulan-bulan berikutnya?

Ayatullah Teherani: Bulan suci Ramadhan adalah kesempatan untuk mengamalkan amal kebaikan dan kebajikan. Pada bulan ini, seseorang menjalankan shalat, puasa, doa, hafalan Al-Qur'an, serta kejujuran dan kebersihan tangan serta perilaku yang baik dengan lebih maksimal. 

Jika sifat dan sifat perbuatan baik ini telah merasuki kehidupan seseorang selama bulan Ramadhan, maka akan berlanjut setelah bulan suci Ramadhan. Tetapi jika penetrasi ini belum dilakukan selama ini, seseorang harus berusaha untuk mempertahankannya, dan itu tidak akan bertahan jika kemudian kita melalaikan dan meninggalkan kebiasaan baik yang selama ini dilakukan. 

Seseorang harus berusaha menjaga kebiasaan yang ditemukannya di bulan ini, seperti shalat subuh, khusyuk dalam shalat, memperbanyak membaca Al-Quran, doa, zikir, dan yang terpenting, menghormati hak orang lain, jujur ​​dalam berbicara  dan menghormati hak orang lain, terutama hak publik terutama jika seseorang memiliki kekuasaan. Seseorang harus mencoba untuk melanjutkan perilaku ini setelah bulan suci Ramadhan. Jika fitnah berkurang di forum publik bulan ini, sebaiknya cara ini dilanjutkan setelah bulan suci Ramadhan.

Manusia harus memperhatikan fakta bahwa dunia ada di hadirat Tuhan dan semua yang kita lakukan diketahui Tuhan dan dicatat di seluruh dunia. Maka barangsiapa yang mengerjakan seberat biji zarrah perbuatan baik akan tercatat dan mendapat balasan, sebagaimana mereka yang mengerjakan keburukan seberat atom pun kelak akan mendapatkan balasan. Jadi, hal baik terkecil yang kita lakukan dicatat dan hal buruk terkecil juga dicatat. Jika ada perhatian ini, seseorang dapat melestarikan amal baik yang telah dia capai di bulan suci Ramadhan, dan insya Allah akan menjadi bekal baik yang akan di bawanya untuk hari kemudian.

Allah Swt berfirman dalam Surah  an-Naml bahwa barangsiapa membawa kebaikan, maka dia memperoleh (balasan) yang lebih baik daripadanya, sedang mereka merasa aman dari kejutan (yang dahsyat) pada hari itu. Dan barang siapa yang membawa kejahatan, maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka. Tiadalah kamu dibalasi, melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu kerjakan.

Jika kita memperhatikan poin-poin ini, kita dapat mempertahankan efek bulan suci Ramadhan bahkan setelahnya.

ABNA: Bagaimana kita tahu bahwa perbuatan kita seperti shalat, puasa, membaca Al-Qur'an, dll diterima oleh Allah Swt?

Ayatullah Teherani: Kita tidak perlu menilai apakah perbuatan kita diterima atau tidak, insya Allah kita harus berharap bahwa perbuatan kita dapat diterima, tetapi pada saat yang sama, kita tidak boleh sombong dan berpikir bahwa tindakan yang kita lakukan itu pasti diterima dan Surga pasti dijamin bagi kita. Kita tetap harus semangat dalam menjalankan kebaikan, dan jangan sebaliknya karena sudah merasa tidak perlu lagi berbuat kebaikan, amit-amit, menghancurkannya dengan perbuatan buruk.

Para sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad saw berapa pahala zikir kita? Nabi menjawab, ketika membaca Subhanallah Allah memberikan pahala sebanyak ini dan Alhamdulillah pahala sebanyak ini, dan seterusnya, maka kita berada dalam situasi yang sangat baik. Nabi kemudian melanjutkan, dengan syarat bahwa Anda tidak mengirimkan api untuk menghancurkan semua itu.

Kita harus memperhatikan bahwa meskipun tindakan kita diterima, insya Allah, kita tidak boleh merusaknya dengan tindakan yang tidak pantas. Seperti yang saya sebutkan di bagian sebelumnya, jika kita menghormati bulan Ramadhan dan melakukan amalan semestinya di dalamnya, maka seharusnya kita tidak merusaknya di masa depan, itu akan menyebabkan kita kehilangan berkah yang telah kita peroleh.

Kita harus berharap bahwa tindakan yang kita lakukan akan diterima, insya Allah, tetapi kita tidak boleh sombong. Insya Allah, semoga Tuhan melindungi kita semua dari masalah dan kesombongan, yang merupakan sarana tipu muslihat dan penipuan setan.

ABNA: Kami menghargai dan berterima kasih karena telah memberi kami waktu berharga Anda.