Kantor Berita Internasional Ahlulbait – ABNA – Hujan deras dan perubahan iklim di Jalur Gaza telah memperparah kondisi kemanusiaan keluarga-keluarga Palestina yang hidup di tenda-tenda darurat. Pada saat yang sama, rezim Zionis terus berulang kali melanggar perjanjian gencatan senjata dengan melancarkan serangan udara dan laut ke berbagai wilayah Gaza.
Koresponden Al-Mayadeen melaporkan bahwa hujan beberapa hari terakhir menyebabkan genangan air meluas di tenda-tenda pengungsi, memaksa banyak keluarga tidur di jalanan. Situasi ini, menurutnya, telah menciptakan bencana kemanusiaan yang mengancam nyawa ratusan ribu orang. Tidak satu pun dari tenda-tenda yang ada di Gaza mampu bertahan menghadapi badai dan hujan lebat, sehingga penderitaan keluarga-keluarga tanpa perlindungan semakin berlipat.
Dari sisi lapangan, militer rezim Zionis terus melanggar gencatan senjata. Pagi ini, kapal-kapal perang Israel menembaki pesisir barat Kota Gaza, sementara pesawat tempur mereka menghancurkan bangunan di timur kawasan Az-Zaitoun dan At-Tuffah di Kota Gaza, serta di kamp Al-Maghazi dan An-Nuseirat di wilayah tengah Jalur Gaza. Selain itu, wilayah timur Khan Younis di selatan Gaza juga menjadi sasaran tembakan udara.
Menurut data terbaru Kementerian Kesehatan Palestina, sejak diumumkannya gencatan senjata pada 11 Oktober 2025, telah tercatat 410 orang gugur dan 1.134 orang luka-luka. Di sisi lain, 654 jenazah telah berhasil dievakuasi dari bawah reruntuhan; namun sejumlah korban masih tertimbun di bawah puing-puing dan di jalanan, dan tim penyelamat belum mampu menjangkau mereka.
Kementerian Kesehatan juga menyatakan bahwa sejak dimulainya agresi rezim Zionis pada 7 Oktober 2023, jumlah korban gugur mencapai 70.945 orang, sementara jumlah korban luka mencapai 171.211 orang.
Your Comment