Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Direktur Hauzah Ilmiah menegaskan bahwa transformasi besar akibat kecerdasan buatan telah mengubah teknologi dari sekadar “alat bantu” menjadi “mitra produksi ilmu”, dan lembaga-lembaga penelitian keagamaan harus membangun ulang dirinya sesuai level baru ini. Ia juga menuntut agar seluruh sumber keilmuan yang dimiliki Markaz Noor dibuka dan diakses bebas melalui web.
Ayatullah A‘rafi, Direktur Hauzah Ilmiah Iran, dalam sebuah pertemuan ilmiah, menyoroti perkembangan luar biasa dalam ilmu kognitif dan kecerdasan buatan. Ia menegaskan bahwa proses yang kini dicapai AI dan ilmu kognitif telah “sepenuhnya mengguncang pola lama yang ada satu dekade lalu”. Jika dulu teknologi cerdas hanya berfungsi sebagai alat, kini telah terjadi “revolusi hakiki dalam esensinya”.
Ayatullah A‘rafi mengatakan bahwa teknologi modern bukan lagi sekadar instrumen, tetapi mitra manusia dalam riset, bahkan produsen ilmu, dan perkembangan ini akan terus meningkat secara cepat. Ia menekankan bahwa para peneliti dan lembaga riset keagamaan harus melakukan rekonstruksi besar, karena “dunia-dunia baru telah lahir”.
Perubahan Fundamental dalam Kegiatan Penelitian
Ayatullah A‘rafi menjelaskan salah satu contoh transformasi ini: gerakan penerjemahan. Ia menyatakan bahwa masalah penerjemahan yang 30–40 tahun lalu merupakan tantangan besar, kini “dengan menekan satu tombol telah selesai 80–90 persennya.” Meski tetap memerlukan penyuntingan manusia, tetapi gap budaya dan rekonstruksi linguistik pun, menurutnya, “dalam satu dua tahun ke depan akan diselesaikan AI.”
Sebagai contoh, ia menggambarkan masa depan dekat di mana seorang peneliti bisa meminta AI untuk: “Menerjemahkan dan menyesuaikan isi buku ‘Seyri dar Nahj al-Balaghah’ karya Syahid Mutahhari dengan kultur masyarakat Tanzania, lalu menghasilkan versi bahasa Swahili atau Hausa yang sepenuhnya sesuai konteks budaya setempat.”
Ia menegaskan: proses penyusunan artikel, pidato, hingga tesis ilmiah pun tak lagi seperti sebelumnya.
Monopoli Pengetahuan Harus Diakhiri — Sumber-sumber Markaz Noor Harus Dibuka
Sambil menghargai kerja besar Markaz Noor, Ayatullah A‘rafi menegaskan bahwa dunia keilmuan telah berubah total. Dengan nada kritis ia berkata: “Sumber-sumber yang kalian miliki harus dilepas ke web. Era memagari ilmu dan memberi privilege atas akses sudah berakhir. Monopoli semacam itu tidak relevan lagi.”
AI Sebagai Peluang Besar, Bukan Ancaman
Menanggapi kekhawatiran sebagian peneliti tentang berkurangnya peran manusia, ia menegaskan bahwa: “Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Akal manusia harus melangkah lebih jauh dari apa yang sudah tersedia. Teknologi ini bukan penghalang.”
Ia menekankan pentingnya mendidik peneliti-peneliti baru yang mampu bekerja dalam level teknologi tinggi, dan menyatakan bahwa revolusi kognitif dan AI menuntut rekonstruksi besar-besaran dalam metode, sistem, dan struktur Hauzah. “Seluruh sistem di Hauzah membutuhkan pembacaan ulang dan rekonstruksi makro.”
Your Comment