Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Lary C. Johnson, analis veteran dan mantan pejabat Badan Intelijen Pusat Amerika (CIA), dalam wawancaranya dengan Kantor Berita ABNA membahas pengakuan terbaru para pejabat AS terkait kegagalan kebijakan intervensi Washington terhadap Iran dan menegaskan bahwa perubahan-perubahan yang diumumkan itu pada hakikatnya bersifat sangat dangkal.
Ia merujuk pada Strategi Keamanan Nasional 2025 yang menyebut Iran sebagai “kekuatan utama yang mendestabilisasi kawasan”, namun pada saat yang sama mengklaim bahwa Iran telah sangat melemah.
Johnson menekankan bahwa kemampuan rudal dan program nuklir Iran tidak mengalami penurunan; justru sebaliknya, program nuklir Iran tetap kuat dan kapabilitas militernya semakin berkembang.
Ia juga menyoroti meningkatnya daya tangkal Iran dan گفت bahwa kerja sama militer Teheran dengan Rusia dan Cina telah memperkuat posisi strategis Iran berhadapan dengan Amerika Serikat.
Mengenai pengaruh Iran di Irak, Johnson menjelaskan bahwa hubungan kuat Teheran dengan kelompok-kelompok Syiah serta pasukan bersenjata Irak memberikan keunggulan politik signifikan bagi Iran. Menurutnya, kelompok-kelompok yang didukung Iran seperti al-Hashd al-Shaabi memainkan peran sentral dalam menentukan perdana menteri dan mempengaruhi proses legislasi di Baghdad.
Johnson meyakini bahwa Iran saat ini bukan hanya tidak melemah, tetapi telah menjadi aktor kunci dalam dinamika regional, dengan kemampuan mengelola tekanan maupun tantangan eksternal jauh lebih besar dibandingkan periode sebelumnya.
Your Comment