Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Selama dua tahun perang tidak seimbang antara Israel dan perlawanan Palestina di Gaza, unit-unit militer perlawanan berhasil menyembunyikan para tawanan Israel berkat disiplin tinggi dan taktik keamanan yang sangat rumit, bahkan memindahkan mereka dengan aman di tengah gempuran darat dan udara.
Menurut laporan al-Araby al-Jadeed, dua unit utama memainkan peran penting: “Unit Bayangan” dari Brigade al-Qassam dan “Unit Fatamorgana” dari Saraya al-Quds. Keduanya bertugas menjaga, melindungi, dan memindahkan para tawanan. Meski Israel melancarkan puluhan operasi militer, hanya dua yang menghasilkan hasil terbatas.
Sumber-sumber intelijen Israel mengakui bahwa struktur bawah tanah, sistem komando terdesentralisasi, dan kerahasiaan tinggi perlawanan membuat aparat Tel Aviv kehilangan arah. Unit Bayangan sendiri dibentuk sejak 2006 setelah pengalaman dengan tawanan Gilad Shalit, dan kini berperan dalam tiga perjanjian pertukaran tahanan yang membebaskan hampir 4.000 warga Palestina.
Sementara itu, Unit Fatamorgana, bagian dari Jihad Islam Palestina, menangani berkas tawanan dan orang hilang Israel, berperan penting dalam negosiasi pertukaran di Doha tahun 2025.
Dua tahun setelah perang dimulai, Israel belum mampu menemukan lokasi atau pola penyimpanan para tawanan. Analis menilai perlawanan Palestina memenangkan pertempuran intelijen berkat kecerdasan lokal dan kedisiplinan tinggi — sebuah keunggulan yang bahkan tidak mampu ditandingi oleh teknologi militer Israel.
Your Comment