Menurut kantor berita ABNA, mengutip kantor berita Shahab, surat kabar berbahasa Ibrani Haaretz mengumumkan bahwa rezim Zionis, setelah dua tahun perang di Gaza yang dilakukan tanpa tujuan yang jelas, telah tenggelam dalam isolasi dan berada dalam kondisi sekarat.
Surat kabar tersebut, tanpa menyinggung agresi berulang kali rezim Zionis terhadap rakyat Palestina dan Masjid Al-Aqsa yang memicu kemarahan publik dan menyebabkan Operasi Badai Al-Aqsa, mengklaim bahwa serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 adalah pelanggaran keamanan terbesar dalam sejarah rezim Zionis, sementara Tel Aviv terus melakukan genosida terhadap warga Palestina dalam salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.
Menurut surat kabar itu, Netanyahu adalah penanggung jawab utama bencana ini, namun ia belum mengambil tanggung jawab dan belum meminta maaf.
Berdasarkan laporan ini, setelah dua tahun perang di Gaza, tidak ada tujuan maupun pencapaian, tawanan Israel masih berada di Gaza, dan rezim Zionis telah tenggelam dalam isolasi diplomatik, ekonomi, dan moral.
Haaretz menambahkan bahwa Zionis takut bepergian ke luar negeri, dan lembaga-lembaga kabinet serta tatanan sosialnya berada dalam tahap keruntuhan yang parah.
Laporan tersebut, sambil menunjukkan bahwa nasib Israel terikat pada keinginan Presiden AS, Donald Trump, menyatakan bahwa Israel adalah negara yang sedang sekarat dan kabinet saat ini telah menjadi simbol korupsi dan keruntuhan.
Your Comment