Menurut kantor berita ABNA yang mengutip "TRT", Venezuela mengumumkan bahwa mereka telah meminta PBB untuk menyelidiki serangan AS yang menyebabkan 14 orang tewas di setidaknya dua perahu di perairan internasional di lepas pantai negara tersebut.
Menurut media tersebut, Jaksa Agung Venezuela, Tarek William Saab, mengeluarkan pernyataan mengenai hal ini, yang berbunyi: "Penggunaan rudal dan senjata nuklir untuk membunuh nelayan yang tidak berdaya di perahu kecil adalah kejahatan terhadap kemanusiaan yang harus diselidiki oleh PBB."
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa pasukan negara itu yang ditempatkan di wilayah Karibia sekali lagi menyerbu sebuah kapal yang membawa narkoba, menewaskan tiga orang dalam prosesnya.
Trump telah menulis dalam sebuah pesan di jejaring sosialnya yang disebut "Truth Social" bahwa "serangan langsung dan mematikan ini dilakukan atas perintahnya dalam yurisdiksi Komando Selatan AS," sebuah wilayah yang mencakup 31 negara di Amerika Selatan dan Tengah serta Karibia.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino López, menekankan: "Apa yang dilakukan Amerika Serikat sebenarnya adalah perang yang tidak diumumkan, dan oleh karena itu, perlu untuk meningkatkan tingkat kesiapan operasional angkatan bersenjata Venezuela."
Mengacu pada perkembangan terbaru di Qatar, ia juga mengatakan: "Lihatlah apa yang terjadi sekarang di Qatar, yang merupakan negara sekutu Amerika Serikat dan tuan rumah pangkalan militer AS."
Your Comment