7 September 2025 - 00:26
Source: Parstoday
Pars Today - Imam Hasan Askari as meninggalkan pesan-pesan moral yang paling mendalam dalam periode singkat keimamahannya.

Hari Senin, tanggal 1 September 2025 yang bertepatan dengan 8 Rabiul Awal 1447 HQ adalah peringatan syahidnya Imam Hasan Askari as, keturunan Nabi Muhammad Saw) dan ayah dari Imam Mahdi af.

Dalam artikel dari Pars Today ini, kita akan menelaah biografinya dan merujuk pada beberapa hadisnya.

Kehidupan

Di masa-masa tergelap sejarah Islam, ketika penindasan rezim Abbasiyah membayangi kehidupan dan keyakinan masyarakat, seorang anak lahir di Madinah yang kelak menjadi mercusuar petunjuk. Imam Hasan Askari, putra Imam Hadi dan keturunan murni Nabi Muhammad Saw, lahir pada tanggal delapan atau sepuluh Rabiul Tsani tahun 232 H. Seorang anak yang namanya dikaitkan dengan cahaya dan jalannya dikaitkan dengan kesadaran.

Bertahun-tahun kemudian, ketika Samarra telah menjadi penjara tanpa pintu dan sarang pemikiran bebas, beliau dikenal dengan gelar "Askari". Gelar yang tak hanya mengingatkannya pada tempat tinggalnya yang terpaksa di lingkungan "Askar", tetapi juga melambangkan perlawanannya yang diam dan teguh terhadap tirani Abbasiyah.

Dalam suasana sesak yang sama, sang Imam dikenal dengan gelar-gelar seperti "Zaki", "Hadi", dan "Samit". Setiap gelar, masing-masing menggambarkan kepribadian ilmiah, moral, dan spiritualnya.

Setelah menjabat sebagai Imam pada usia 22 tahun, Imam Hasan Askari  as menghadapi pemerintahan yang bertujuan memadamkan api ilmu pengetahuan. Namun, Imam, dengan kehati-hatian dan kebijaksanaannya, mengorganisir jaringan perwakilan di seluruh negeri Islam untuk menyampaikan pesan kebenaran ke telinga hati yang penuh semangat.

Di masa ketika berbicara tentang agama merupakan kejahatan yang tak termaafkan, Imam membuka jalan bagi orang-orang untuk tercerahkan dengan interpretasi Al-Qur'an yang mendalam, meriwayatkan riwayat-riwayat yang sahih, dan memberikan nasihat moral.

Beliau tidak hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan yurisprudensial, tetapi juga menunjukkan teladan iman yang hidup dan sadar melalui perilaku dan ucapannya.

Seiring dengan upaya-upaya ini, hubungan Imam dengan Narjis Khatoon, seorang perempuan dari garis keturunan Shamoun, penerus Nabi Isa, menunjukkan kelanjutan cahaya ilahi dalam sejarah. Putra mereka, Imam Mahdi, menjadi harapan untuk masa depan yang lebih cerah, melanjutkan jejak ayahnya dalam membimbing dan menyelamatkan umat manusia.

Akhirnya, pada tanggal delapan Rabiul Awal tahun 260 H, Imam Hasan Askari diracun di usia muda oleh Mutamid Abbasi dan syahid. Namun, kesyahidan bukanlah akhir dari perjalanan sang Imam. Makamnya di samping makam ayahnya, Imam Hadi, di Samarra, Irak, kini tak hanya menjadi tempat ziarah bagi umat Islam, tetapi juga simbol perlawanan terhadap penindasan dan seruan untuk sadar.

Berikut beberapa hadis dari Imam Hasan Askari as.

Kerendahan Hati

مِنَ التَّواضُعِ السَّلامُ عَلى كُلِّ مَنْ تَمُرُّ بِهِ، وَ الْجُلُوسُ دُونَ شَرَفِ الْمَجْلِسِ. [بحارالانوار ۷۸: ۳۷۲ ح ۹]

Termasuk dari kerendahan hati ketika seseorang menyapa setiap orang yang lewat dan duduk di tempat yang lebih rendah.

Hati dan Pikiran Orang Bodoh dan Orang Bijak

قَلْبُ الأَحْمَقِ فی فَمِهِ وَ فَمُ الحَکیمِ فی قَلْبِهِ. [بحارالانوار ۷۸: ۳۷۴ ح ۲۱]

Hati orang bodoh ada di mulutnya, dan mulut orang bijak ada di hatinya.

Artinya, orang bodoh berbicara tanpa berpikir, dan orang bijak berbicara setelah berpikir.

Keindahan Batin

حُسْنُ الصُّورَةِ جَمالٌ ظاهِرٌ، وَ حُسْنُ العَقْلِ جَمالٌ باطِنٌ. [بحارالانوار ۱: ۹۵ ح ۲۷]

Keindahan wajah adalah keindahan lahiriah dan kebaikan hati adalah keindahan batiniah.

Sifat-Sifat Unggul

خِصْلَتانِ لَیْسَ فَوْقَهُما شَیءٌ: الإیمانُ بِاللّهِ وَ نَفْعُ الإخْوانِ. [بحارالانوار ۷۸: ۳۷۴ ح ۲۶]

Ada dua sifat yang tidak ada yang lebih tinggi darinya: Beriman kepada Allah dan bermanfaat bagi saudara.

Kunci Segala Keburukan

اَلْغَضَبُ مِفْتاحُ كُلِّ شَرٍّ. [تحف العقول: ۴۸۸]

Kemarahan adalah kunci segala keburukan.

Kebohongan

جُعِلَتِ الخَبائِثُ كُلُّها فی بَیْتٍ، وَ جُعِلَ مِفْتاحُها الكِذْبُ. [جامع الاخبار ص ۴۱۸ ح ۱۱۶۲]

Segala keburukan diciptakan di sebuah rumah, di mana kuncinya adalah kebohongan.

Merenungkan Kekuasaan Allah

لَیْسَتِ الْعِبادَهُ کَثْرَهُ الصّیامِ وَالصَّلاهِ، وَ إنَّمَا الْعِبادَهُ کَثْرَهُ التَّفَکُّرِ فی أمْرِ اللهِ. [مستدرک الوسائل، ج ۱۱، ص ۱۸۳، ح ۱۲۶۹۰]

Your Comment

You are replying to: .
captcha