Pusat Informasi Palestina menulis dalam sebuah laporan, Robot bom diledakkan di titik sasaran, baik secara otomatis maupun dengan drone, dan menghancurkan radius hampir 300 meter persegi.
Menurut laporan Pars Today, pada bulan-bulan awal perang, tentara Israel sebagian besar menggunakan jet tempur F-16 dan bom berpemandu, tetapi dengan berkurangnya cadangan senjata pintar, mereka beralih ke robot peledak. Karena alat ini lebih murah dengan daya rusak yang lebih besar.
Pakar militer Wassef Erekat mengatakan, Metode ini merupakan bagian dari kebijakan "bumi hangus", yang bertujuan untuk menciptakan ketakutan dan memaksa evakuasi dari area permukiman. Di lingkungan Al-Zaytoun di selatan Jalur Gaza saja, lebih dari 1.500 rumah hancur dengan cara ini pada Agustus 2025.
Jenis-jenis robot mematikan dan drone peledak
Erekat mengidentifikasi dua jenis robot ini. Robot beroda besar yang berfungsi sebagai bom berjalan, dan robot yang lebih kecil yang dirancang untuk menembus gang dan terowongan. Ada juga laporan tentang tentara Israel yang menggunakan drone "quadcopter" untuk menjatuhkan paket peledak ke rumah-rumah, memperluas cakupan kerusakan.
Para pengacara internasional menganggap robot-robot ini sebagai contoh senjata ilegal karena tidak membedakan antara warga sipil dan personel militer, serta memiliki dampak psikologis dan fisik yang parah terhadap manusia.
Penggunaan alat-alat ini merupakan bagian dari proyek pengungsian paksa yang membuat orang-orang terus-menerus berada dalam ketakutan dan memaksa mereka meninggalkan rumahnya, tanpa tempat berlindung yang aman di Jalur Gaza.
Tujuan militer dan konsekuensi bagi manusia
Peneliti militer Rami Abu Zubaydah juga menguraikan tiga tujuan utama rezim Israel dalam menggunakan robot-robot ini: mengurangi korban jiwa di antara tentaranya sendiri, meledakkan terowongan dan instalasi pertahanan, serta menciptakan guncangan psikologis melalui penghancuran permukiman secara luas.
Robot-robot ini pertama kali digunakan di Jabalia pada Mei 2024, dan kemudian cakupan penggunaannya meluas ke utara dan selatan Gaza, bahkan di dekat rumah sakit dan pusat medis.
Beragamnya alat pembunuh, mulai dari robot peledak hingga drone penjatuh bom, menunjukkan bahwa rezim Israel melakukan kejahatan yang seharusnya disebut genosida dan penghancuran peradaban.(sl)
Your Comment