Kementerian Luar Negeri Cina, Sabtu (31/5/2025) menyesalkan statemen Menhan AS Pete Hegseth, dan mengatakan, AS tidak boleh menggunakan Taiwan sebagai alat tawar untuk menjinakkan Cina. AS jangan bermain api.
Kemlu Cina, menegaskan bahwa masalah Taiwan, adalah urusan dalam negeri, dan negara-negara lain tidak punya hak untuk mencampuri urusan ini.Sebelumnya Menhan AS, hari Jumat dalam pidatonya di Shangri La Dialogue, di Singapura menegaskan bahwa kawasan Indo-Pasifik, adalah prioritas bagi pemerintahan Presiden Donald Trump, dan mengatakan ancaman yang diciptakan Cina adalah nyata.
Menhan AS menambahkan, program dan langkah-langkah Cina, terkait Taiwan, mengancam perdamaian dan stabilitas dunia. Sekutu-sekutu AS harus memainkan perannya dalam melindungi Taiwan.
Menurut Pete Hegseth, Cina, sedang bersiap untuk menggunakan kekuatan militer guna mengubah perimbangan kekuatan di kawasan Indo-Pasifik, dan pasukan Cina, berlatih setiap hari untuk melakukan langkah militer terhadap Taiwan.Sebagaimana ditegaskan oleh Resolusi 2578 PBB, Taiwan adalah bagian dari Cina, dan pemerintah Beijing, mengaku akan menggunakan kekerasan jika diperlukan untuk menggabungkan kembali wilayah ini.
Sementara itu, pemerintah Taiwan, menolak kedaulatan Cina, dan mengklaim hanya rakyat kepulauan ini yang bisa menentukan masa depan mereka.
Apakah Konflik Dagang AS dan Cina akan Selesai?
Peringatan keras Cina disampaikan setelah Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, Minggu (1/6) mengumumkan, kebuntuan yang ada dalam perundingan dagang antara AS dan Cina, mungkin akan teratasi setelah pembicaraan Donald Trump dengan Xi Jinping.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi CBS News, Scott Bessent, mengatakan bahwa kesenjangan antara AS dan Cina, dapat segera teratasi.Donald Trump, hari Jumat menuduh Cina, melanggar kesepakatan yang ditandatangani bulan lalu di Jenewa, untuk menurunkan sementara tarif dagang yang sangat tinggi di antara dua kekuatan ekonomi besar dunia. Kesepakatan yang rencananya akan diberlakukan selama 90 hari.
Sementara itu surat kabar Wall Street Journal, hari Jumat melaporkan, keterlambatan Cina, mengeluarkan izin ekspor untuk unsur-unsur tanah jarang, dan bahan-bahan lain yang dibutuhkan untuk memproduksi kendaraan, serta chip yang diperlukan, telah membuat AS putus asa. Kekhawatiran tersebut dikonfirmasi oleh pemerintah AS sendiri.
Presiden AS Donald Trump, Jumat lalu mengklaim bahwa tarif yang diterapkan olehnya telah menyebabkan kekacauan sosial di negaranya. “Cina telah melanggar kesepakatannya dengan kami secara penuh,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan AS mengatakan perundingan-perundingan dagang AS dan Cina, terhenti, dan kemungkinan Trump dan Jinping, perlu terjung langsung. AS menerapkan tarif 145 persen atas barang-barang Cina, dan Cina, membalas dengan menerapkan tarif 125 persen atas barang-barang AS.
Kedua negara sepakat bahwa penerapan tarif ini ditangguhkan selama 90 hari, dan akan dilakukan perundingan-perundingan untuk menyelesaikan konflik dagang dua negara.
342/
Your Comment