Kantor Berita Internasional Ahlulbait – ABNA – Ayatullah Reza Ramezani, Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait, dalam forum pemikiran bertajuk “Haji dan Pembentukan Umat Islam” yang diselenggarakan pekan lalu di Qom oleh Pusat Penelitian Haji dan Ziarah, dengan dihadiri sejumlah cendekiawan hauzah, menyatakan: “Haji adalah kesempatan yang unik untuk membentuk umat dan memperkuat identitas Islam, dan kita harus memanfaatkannya dari berbagai aspek.”
Ia, seraya mengutip sebuah hadis dari Ma’shum, menyebut haji sebagai simbol hubungan internasional umat Islam, dan menambahkan: “Bersama dengan shalat dan zakat, haji dapat menjadi sarana bagi terjalinnya hubungan global di antara umat Muslim, pertukaran budaya, serta penguatan rasa keterikatan pada satu umat.”
Ayatullah Ramezani tidak memandang haji sekadar sebagai ibadah, melainkan sebagai sarana untuk pembinaan moral, penguatan nilai-nilai kemanusiaan, dan penyebaran budaya tauhid. Ia menambahkan: “Nilai-nilai seperti kesabaran, keikhlasan, pengorbanan, dan tawakal tersembunyi dalam inti ritual haji ini.”
Dengan menekankan dimensi politik dari haji, ia menyatakan bahwa haji adalah simbol persatuan dan kekuatan politik umat Islam. Ia berkata: “Haji mengingatkan kita pada kebangkitan-kebangkitan tauhid seperti gerakan Nabi Ibrahim (as) dan revolusi Nabi Muhammad saw, dan dapat memperkuat semangat perlawanan terhadap kezaliman dan korupsi.”
Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait menyebut haji sebagai landasan yang tepat untuk pembangunan jaringan umat Islam, dan menambahkan: “Perkumpulan jutaan orang di Arafah dan Mina adalah kesempatan tak tertandingi untuk sinergi, pertukaran pengalaman, dan awal dari gerakan global menuju umat yang satu.”
Dengan mengisyaratkan aspek ekonomi dari ibadah haji, ia menyatakan: “Saat turunnya Surah At-Taubah, sebagian orang khawatir akan terjadinya resesi ekonomi, namun Al-Qur'an menjanjikan kecukupan. Hari ini pun, jika haji dikelola dengan baik, ia dapat memainkan peran ekonomi dan menjadi sumber kekuatan lunak.”
Ayatullah Ramezani menambahkan: “Islam memiliki perangkat lunak yang lengkap untuk membangun peradaban, dan haji merupakan salah satu alat kunci dalam merealisasikan peradaban tersebut. Peradaban Islam, tidak seperti peradaban-peradaban lain, memiliki kemampuan untuk menyelamatkan umat manusia dari krisis moral dan spiritual.”
Ia, sambil menyinggung khutbah Mina yang disampaikan oleh Imam Husain as, berkata: “Khutbah ini adalah teladan pembentukan umat, dan menunjukkan bahwa haji adalah wadah untuk menjelaskan isu-isu besar keagamaan dan sosial.”
Ia juga mengkritik fokus musuh pada perpecahan intra-mazhab, seraya berkata: “Hari ini, kolonialisme tidak lagi menabur perpecahan antara Sunni dan Syiah, tetapi memicu perpecahan di dalam masing-masing mazhab. Kita harus kembali pada prinsip-prinsip bersama dan menempuh jalur dialog budaya demi membentuk umat yang satu.”
Ayatullah Ramezani juga menyebut “kaidah ilzam” (prinsip komitmen terhadap logika lawan) sebagai strategi dalam komunikasi internasional dan menambahkan:
“Bahkan orang-orang non-Muslim pun dapat diajak kepada nilai-nilai moral melalui logika mereka sendiri, dan Islam memiliki kapasitas ini.”
Ia menutup dengan penekanan: “Harus disusun sebuah dokumen komprehensif untuk pembentukan umat, agar haji dan potensi-potensi lain di dunia Islam dapat memainkan peran dalam mewujudkan keadilan, kesadaran, dan persatuan global.”
Your Comment