Rezim Zionis, memanfaatkan terpusatnya perhatian kawasan Asia Barat dan dunia pada masalah Gaza, dan Lebanon, untuk dengan cepat mengukuhkan dan memperluas pendudukannya di Suriah.
Saat ini Provinsi Quneitra, yang terletak di wilayah barat daya Suriah, dan di sana terdapat dataran-dataran tinggi Golan, merupakan target penting Rezim Zionis. Berikut ini beberapa alasan pendudukan wilayah Suriah, oleh Rezim Zionis,
Pendudukan Cepat Israel atas Suriah
Beberapa jam setelah jatuhnya pemerintahan Bashar Assad, Rezim Zionis, mengirim pasukannya ke wilayah dataran tinggi Golan, yang sebagian besarnya diduduki sejak tahun 1967, dan mengumumkan bahwa Perjanjian Pelepasan Israel dan Suriah, batal.
Setelah pasukan pemerintah Suriah mundur dari Gunung Hermon, pasukan Israel, segera membangun posisi-posisi militer permanen di Gunung Hermon, wilayah Suriah, dan masuk ke dalam wilayah negara ini hingga empat kilometer dari garis perbatasan dengan Golan yang diduduki, yang panjangnya mencapai 76 kilometer.
Dalam beberapa minggu terakhir banyak laporan tentang pergerakan pasukan Rezim Zionis di Quneitra, dan warga Suriah, memprotes keras sikap pasif Abu Mohammed Al Julani, dan kebisuannya yang mencurigakan saat menyaksikan pendudukan Israel.
Laporan-laporan tersebut menyebutkan bahwa pasukan Rezim Zionis, telah menyita seluruh senjata warga Suriah, dan bisa melakukan apa saja yang diinginkannya di Quneitra.
Brutalisme Pasukan Penjajah di Quneitra
Sumber-sumber media lokal melaporkan bahwa pasukan Rezim Zionis, telah merusak gedung-gedung di luar kantor Gubernur Quneitra, mereka juga merusak lahan pertanian dengan buldoser, mencerabut akar pepohonan, dan membakar kendaraan-kendaraan milik pemerintah lokal.
Situasi internal Provinsi Quneitra, di tengah agresi dan pendudukan Israel, dipenuhi dengan kekacauan, dan kerusakan. Pasukan Israel, menghancurkan furnitur, meja, kaca jendela, dan seluruh peralatan yang ada di kantor Gubernur Quneitra, serta mencoret-coret tembok dengan tulisan berbahasa Ibrani.
Pengepungan Suriah oleh Israel di Tengah Sikap Mencurigakan Al Julani
Pada saat yang sama, Abu Mohammed Al Julani, secara lisan sampai sekarang belum pernah mengecam serangan dan pendudukan Israel, atas Quneitra dan wilayah Suriah lain. Sehubungan dengan ini, Ketua Dewan Provinsi Quneitra mengatakan aparat keamanan pemerintah baru Suriah, hadir di banyak wilayah Quneitra, tapi menolak untuk terlibat konfrontasi dengan pasukan Israel.
Kekayaan Rakyat Suriah di Bawah Lars Serdadu Israel
Quneitra sejak lama dikarenakan produk-produk ternaknya seperti susu dan keju, dikenal sebagai pasar produk olahan susu Suriah. Quneitra adalah sebuah wilayah strategis, dan memiliki area yang terbuka serta luas yang bisa digunakan untuk membangun turbin-turbin angin raksasa yang bisa menghasilkan listrik.
Israel, selain memberikan tekanan militer ke Quneitra, juga terus melakukan penjarahan terhadap sumber daya alam, dan memanfaatkan kapasitas-kapasitas yang dimiliki Quneitra. Sementara itu masyarakat internasional tidak melakukan langkah tegas apa pun untuk mencegah perampokan terang-terangan Israel ini, dan Rezim teroris Al Julani, hanya menonton perampokan Suriah, oleh Israel. (HS)
342/
Your Comment