9 November 2024 - 13:21
Apa yang Harus Kita Lakukan agar Merasakan Lezatnya Beribadah?

Kadang-kadang seseorang mungkin tidak mengalami kelemahan dalam keyakinan dan telah menyadari bahwa ia adalah hamba yang membutuhkan pengabdian, namun pada saat yang sama, karena alasan lain seperti malas, tidak teratur, ceroboh, tidak memprioritaskan pekerjaan, obsesi pikiran, atau masalah mental dan bahkan fisik, ia tidak menikmati shalat dan ibadahnya. Untuk mengatasi setiap faktor ini, harus menggunakan solusi yang sesuai.

Pertanyaan: Saya tidak merasakan keadaan beribadah dan berdoa, apa yang harus saya lakukan agar bisa diperbaiki?

Jawaban: Kekhawatiran terhadap masalah ibadah dan hubungan hati dengan Allah Swet. adalah hal yang patut dihargai. Adanya keadaan seperti ini menunjukkan jiwa yang lembut dan bersih dari seseorang dan berarti bahwa jiwa tersebut masih peka terhadap dosa dan belum kehilangan kepekaannya.

Temukanlah alasan 

Dalam teks kehidupan Anda, carilah faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya keadaan ini. Faktor apa yang menyebabkan Anda memiliki perasaan seperti itu terhadap doa dan ibadah? Apakah berhubungan dengan teman-teman baru berkontribusi pada hal ini?

Apakah waktu yang Anda habiskan untuk menonton televisi atau program-program satelit atau kehadiran di media sosial menyebabkan munculnya perasaan negatif dalam berkomunikasi dengan Tuhan? Apakah dengan melakukan beberapa dosa yang sebelumnya tidak Anda lakukan, Anda telah menghilangkan keberkahan dari diri Anda?

Apakah Anda mengalami keraguan dalam keyakinan? Atau apakah ada masalah khusus dalam hidup Anda yang menyebabkan Anda tidak merasa puas dengan pengabdian dan ibadah? Dengan melakukan pemeriksaan dalam kehidupan pribadi dan pemikiran serta keyakinan Anda, temukan masalahnya dan carilah penyelesaian.

Pemikiran, Motivasi, dan Dorongan

Untuk tertarik pada ibadah, Anda perlu berusaha dari tiga sisi: pemikiran, motivasi, dan dorongan.

Yang dimaksud dengan pemikiran adalah memperoleh pengetahuan yang diperlukan tentang ibadah dan filosofinya serta dampak dan berkah dari pelaksanaannya dan akibat dari meninggalkannya.

Mengapa, bagaimana, dan untuk siapa ibadah dilakukan berkaitan langsung dengan pemahaman dan pengertian si pelaksana ibadah. Ketika seseorang memahami filosofi shalat dan tahu bahwa shalat adalah cara pertama untuk mengumumkan pengabdian kepada Tuhan, ia tidak akan rela menghilangkan mahkota pengabdian dari dirinya.

Jika pemikiran diperkuat, itu akan memberi kita motivasi, dan motivasi akan menghasilkan tindakan. Jadi, tindakan adalah buah dari motivasi, dan motivasi adalah hasil dari pemikiran; oleh karena itu, berusahalah untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang kehadiran mutlak Tuhan dan ketidakberdayaan diri sendiri dari segi kognitif.

Memperkuat Dimensi Teoritis

Salah satu cara yang membantu membimbing kita dan meningkatkan kemampuan kita untuk terpengaruh oleh hal-hal spiritual adalah pemahaman yang lebih baik dan lebih dalam tentang Tuhan dan ayat-ayat ilahi, dan pemahaman ini dapat ditingkatkan melalui studi buku-buku keyakinan dan agama. Oleh karena itu, Anda perlu memiliki program studi yang teratur dan konsisten untuk memperkuat dasar-dasar keyakinan Anda. Jangan lengah dalam mempelajari Al-Qur'an dan memperhatikan maknanya serta buku-buku bermanfaat lainnya.

Memperkuat Ketakwaan

Al-Qur'an berfirman: "Dan pakaian ketakwaan itu lebih baik." Untuk mendapatkan ketakwaan, Anda harus mengendalikan perilaku Anda, karena lidah, mata, telinga, pikiran, dan seluruh anggota tubuh adalah pintu masuk ke hati, jadi hal-hal ini harus dikendalikan agar tidak menyebabkan kegelapan hati. Hati yang menjadi gelap karena dosa akan selalu merasa lesu.

Ghibah membawa kebosanan dalam ibadah

Di antara hal-hal yang membuat jiwa manusia merasa bosan adalah dosa. Alasan kebosanan ini adalah karena dosa tidak sejalan dengan jiwa manusia dan fitrah sucinya; sebagaimana melakukan ibadah meningkatkan iman dan memberikan semangat kepada manusia, dosa juga melemahkan iman individu, menghilangkan keberhasilan dalam ibadah, dan menjadikan kebosanan sebagai bagian dari dirinya.

Buatlah program

Usahakan untuk memiliki rencana yang tepat untuk pekerjaan Anda dan prioritaskan dalam rencana Anda, shalat dan ibadah. Wajibkan diri Anda untuk mematuhi rencana tersebut. Untuk menjaga komitmen pada rencana Anda, berikan penghargaan bagi diri sendiri jika Anda berhasil melaksanakannya.

Menghindari berlebihan

Menurut riwayat, terdapat kecenderungan dan penarikan dalam hati manusia, yaitu kadang-kadang manusia memiliki keinginan untuk melakukan ibadah dan kadang-kadang rasa malas dan kebosanan membuatnya tidak tertarik pada ibadah. Oleh karena itu, ketika Anda memiliki keinginan dan semangat untuk beribadah, lakukanlah yang wajib dan sunnah, dan ketika Anda tidak merasakan semangat ibadah, cukup lakukan yang wajib saja.

Imam Ali a.s. berkata: "Sesungguhnya hati memiliki kecenderungan dan penarikan. Maka ketika hati cenderung, doronglah untuk melakukan sunnah, dan ketika hati menarik diri, cukup lakukan yang wajib."

Perhatian terhadap tawasul

Apa yang secara bersama-sama ditekankan oleh semua ulama agama adalah tawasul kepada Ahlulbait a.s. untuk menjaga iman, karena manusia setiap saat dihadapkan pada godaan setan dari satu sisi dan tipu daya nafsu dari sisi lain. Jika tidak ada pegangan untuk berpegang, maka keadaan manusia bersih.

Sumber:

1. Titik Awal dalam Etika Praktis, Muhammad Reza Mahdavi Kani.

2. Lima Puluh Pelajaran Prinsip Akidah untuk Pemuda, Nasir Makarem Shirazi.

3. Rahasia Shalat, Mohsen Qara'ati.

4. Dari Kedalaman Shalat, Sayyid Ali Khamenei.

5. Surah Al-A'raf, Ayat