Salah satu perilaku umum Ahlulbait a.s. adalah menghargai anak-anak dan memberikan kepribadian kepada mereka. Merendahkan mereka tidak hanya menyakiti hatinya dan mendorong mereka berperilaku menyimpang, tetapi juga menyebabkan masalah bagi anak-anak kelak.
Oleh karena itu, Imam Hadi a.s. berkata: "Siapa pun yang dihina kepribadiannya, kamu tidak akan aman dari kejahatannya." (1)
Nabi Muhammad saw. berdiri di hadapan putri kecilnya Fatimah dan menghormatinya.(2) Kadang-kadang, untuk menghormati dan memperhatikan kondisi cucunya, ia memperpanjang sujud dalam salat atau menyelesaikan salat dengan cepat untuk memenuhi permintaan mereka. Setiap pagi, ia mengelus kepala anak-anak dan cucunya dengan penuh kasih sayang, dan cinta serta perhatian terhadap anak-anak adalah sifat yang selalu melekat padanya.
Allamah Majlisi dalam salah satu riwayat menulis: "Nabi Muhammad saw. setiap hari bermain dengan cucunya, Husain. Suatu hari, ia bermain begitu lama sehingga Aisyah berkomentar: "Seberapa lama kamu bermain dengannya?!" Ia menjawab: "Celaka kamu! Bagaimana aku tidak mencintainya, padahal dia adalah buah hatiku dan cahaya mataku." (3)
Seorang pria mengeluh kepada Imam Musa bin Ja'far a.s. tentang kesalahan dan kelalaian anaknya dan meminta petunjuk dari beliau. Imam berkata kepadanya: "Jangan pukul anakmu untuk mendidiknya, cobalah untuk marah padanya, tetapi berhati-hatilah agar kemarahanmu tidak berlangsung lama."
Pertumbuhan spiritual dan pendidikan moral memerlukan pengembangan emosi anak yang sehat. Imam Shadiq a.s. telah berkata: "Sesungguhnya Tuhan mengampuni hamba-Nya karena kasih sayang yang melimpah terhadap anaknya."
Juga diceritakan dari Nabiullah Muhammad saw.: "Siapa pun yang mencium anaknya, Allah akan mencatatkan pahala untuknya, dan siapa pun yang membuat anaknya senang, Allah akan membuatnya bahagia pada hari kebangkitan."
Sayyidah Fatimah a.s. dalam hubungan verbal dan kasih sayangnya kepada anak-anaknya menyebut mereka sebagai cahaya mataku dan buah hatiku, dan mengutamakan perhatian serta kasih sayang kepada anak-anaknya di atas segala hal lainnya, dengan keyakinan bahwa dalam menjaga dan mendidik anak, seorang ibu lebih berhak dibandingkan yang lainnya.
Permainan dan aktivitas anak-anak juga menjadi perhatian dalam metode pendidikan Ahlulbait a.s. hingga sedemikian rupa sehingga untuk pertumbuhan dan gerak aktif anak-anak mereka, mereka sendiri ikut bermain bersama mereka! Nabi Muhammad saw. dalam sebuah pernyataan yang indah berkata: "Siapa pun yang memiliki anak, harus masuk ke dalam dunia anak dan bermain bersamanya."
Suatu hari, Nabi Muhammad saw. berjalan dengan tangan dan kakinya, sementara Hasan dan Husain a.s. menunggangi punggungnya dan Nabi berkata kepada mereka: "Kendaraan terbaik adalah kendaraan kalian, dan kalian adalah penunggang terbaik." (9)
Fatimah Zahra s.a. juga bermain dengan anak-anaknya dan saat bermain, dengan menggunakan kata-kata dan kalimat yang pantas, berusaha membentuk karakter anak-anaknya dan menunjukkan teladan yang baik dalam hidup bagi mereka.
Ia bermain dengan anaknya Imam Hasan a.s. dan mengangkatnya sambil berkata: "Anakku Hasan, jadilah seperti ayahmu; cabut tali kezhaliman dari hak. Sembahlah Tuhan yang memiliki banyak nikmat dan jangan sekali-kali berteman dengan para penindas dan perampas." (10)
____________________________________________________
Catatan kaki:
1- Bihar al-Anwar: Jilid 75, hal. 365, hadis 1.
2- Bihar al-Anwar: Jilid 43, hal. 40.
3- Bihar al-Anwar: Jilid 44, hal. 260.
4- Kanz al-A'mal: Jilid 16, hal. 444.
5- Bihar al-Anwar: Jilid 23, hal. 114.
6- Wasail al-Shi'ah: Jilid 21, hal. 483.
7- Wasail al-Shi'ah: Jilid 21, hal. 475.
8- Hadis al-Kisa.
9- Wasail al-Shi'ah, Jilid 21, hal. 486.
10- Bihar al-Anwar, Jilid 43, hal. 265.
11- Bihar al-Anwar: Jilid 43, hal. 286.