Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Minggu

8 September 2024

08.53.22
1483662

Malaysia:

Kritik PM Malaysia terhadap Penyajian Narasi yang Salah tentang Perang di Gaza

Perdana Menteri Malaysia menyoroti upaya Barat untuk memanipulasi perang Gaza melalui media internasional, dan menyatakan bahwa negara-negara Barat tidak perlu mengajarkan demokrasi dan hak asasi manusia kepada dunia Islam.

Menurut Kantor Berita Ahlulbait  - ABNA - Anwar Ibrahim dalam acara pembukaan pertemuan Masjid Agung Malaysia menekankan bahwa dunia Barat harus berhenti berusaha mengendalikan media internasional untuk menyajikan narasi yang salah tentang perang di Gaza. Dalam pertemuan yang bertema Al-Aqsa dan Palestina yang diadakan di Kuala Lumpur, ia menyatakan bahwa tidak perlu bagi Barat untuk mengajarkan dunia Islam tentang arti demokrasi, hak asasi manusia, dan pembangunan berkelanjutan.

Perdana Menteri Malaysia melanjutkan bahwa negara-negara Barat harus memperbaiki narasi dan menerima bahwa ketidakstabilan di Palestina bukan disebabkan oleh serangan Hamas pada 7 Oktoberyang lalu, tetapi dimulai sejak tahun 1948 dan terus berlanjut hingga sekarang. Anwar mengatakan: "Kita harus transparan dan tidak bisa menjadi alat serta pengikut negara-negara Barat yang ingin memulai narasi dari 7 Oktober."

Perdana Menteri Malaysia mengingatkan tentang upaya Barat untuk memanipulasi perang Gaza melalui media internasional dan menyatakan bahwa tidak perlu bagi negara-negara Barat untuk mengajarkan demokrasi dan hak asasi manusia kepada dunia Islam.

Ia berpendapat: "Penghancuran yang terus-menerus (di Palestina) terjadi sejak tahun 1948 dan diikuti oleh serangan langsung ke Masjid Al-Aqsa pada tahun 1969. Sebenarnya, saat ini penghancuran, baik dari segi infrastruktur maupun manusia, serta genosida, terus berlanjut. Itulah yang sebenarnya terjadi."

Anwar menambahkan: "Malaysia berkomitmen untuk tidak memberikan izin masuk dan aktivitas apa pun di negara ini kepada perusahaan-perusahaan terdaftar di Israel (wilayah yang diduduki)."

Dalam pertemuan yang diadakan oleh Dewan Konsultatif Organisasi-organisasi Islam Malaysia, sekitar 700 perwakilan masjid dan organisasi non-pemerintah, duta besar asing, ulama, dan pengamat dari beberapa negara hadir.