Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Rabu

21 Agustus 2024

08.14.25
1479706

Muslimah asal Ekuador:

Karbala adalah Simbol Keselamatan melalui Pengorbanan

Seoang Muslimah asal Ekuador, Maryam Chavez menceritakan prosesnya masuk Islam dan juga pandangannya mengenai tragedi Asyura dan peringatan Arbain. Ia berkata: Karbala adalah simbol kebebasan dan keselamatan bagi manusia, melalui pengorbanan.

Menurut Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Momen peringatan Arbain Husaini kembali datang. Arbaeen Walk yang menjadi ciri khas dari peringatan Arbain ini terus menarik para peicnta Ahlulbait dari seluruh dunia untuk berdatangan menziarahi makam Imam Husain. Dengan berjalan kaki puluhan sampai ratusan kilo meter, mereka menapaktilasi kepedihan Ahlulbait Nabi yang tersisa dan yang selamat dari pembantaian di Karbala. 

Diantara peziarah yang turut berjalan kaki dari Najaf ke Karbala tahun ini adalah Maryam Chavez. Seorang muslimah asal Ekuador. Sebelumnya ia adalah non muslim. Melalui wawancara dengan reporter ABNA ia menceritakan proses perjalanannya menjadi muslimah dan akhirnya ikut serta dalam Arbaeen Walk. 

Silakan perkenalkan diri anda secara singkat

Saya Mariam Chavez, dari Ekuador, Amerika Selatan. Saya menjadi seorang Muslim pada usia 27 tahun. Dan saya seorang profesor bahasa dan sastra Spanyol.

Dari non muslim menjadi muslim, bisakah Anda memberi tahu saya mengapa Anda akhirnya menjadi seorang Muslim?

Ketika saya masih mahasiswa, saya mengenali Al-Qur'an sebagai karya sastra yang hebat. Sejak itu, saya mencari informasi tentang Nabi Islam dan kitabnya. Karena saya mempunyai banyak pertanyaan teologis, khususnya konsep Trinitas Kristen dan saya tidak dapat memahami kontradiksi tentang Yesus. Di beberapa bagian Alkitab dikatakan bahwa Yesus adalah seorang nabi, di bagian lain dikatakan bahwa dia adalah "anak Tuhan" dan kontradiksi-kontradiksi ini membuat saya ragu. Karena itu, saya menjadi sangat jauh dari Gereja Katolik.

Ketika saya membaca tentang tauhid dan ketundukan pada Tuhan Yang Maha Esa dalam konsep teologis Islam, akal saya sangat mudah untuk menerimanya.

Saya menemukan masjid Sunni dan di sana saya belajar rukun Islam dan mengucapkan syahadat. Setelah saya dan suami memulai sebuah keluarga Muslim, kami bertemu dengan Muslim Syiah. Kami mulai berpartisipasi dalam acara-acara mereka dengan sangat antusias dan menjadi lebih tertarik pada hal-hal dari sejarah Islam yang belum pernah kami dengar sebelumnya. Ketika saya mendengar kisah Imam Husain, saya segera percaya pada tujuan dan keadilannya serta memahami makna kesyahidannya. Saya menemukan jalan Islam yang sebenarnya dalam mazhab Syiah dan Ahlulbait. Dengan menjadi Syiah, saya meyakini bahwa saya sudah mengikuti Islam yang sebenarnya dengan syariatnya yang sedemikian lengkap.

Apa tanggapan keluarga Anda ketika mengetahui bahwa Anda seorang Muslim?

Saya tumbuh dalam keluarga Katolik yang sangat religius dan pada awalnya mereka tidak menerima keputusan saya untuk masuk Islam. Ketika saya mulai memakai jilbab, keadaan menjadi lebih buruk. Mereka mempunyai banyak prasangka. Selain itu, karena berita tentang terorisme dipublikasikan di Barat, mereka menjadi takut. Selain itu, berpindah agama dipandang sebagai pengkhianatan terhadap keluarga dan agama Kristen, namun seiring berjalannya waktu, sikap tersebut berubah. Mereka saat ini bisa menerima pilihan saya dan suami.

Bagaimana perasaan Anda menjadi seorang Muslim?

Sejak hari pertama saya menjadi seorang Muslim, saya tahu bahwa ini adalah perubahan mendasar dalam hidup saya, dan dengan pertolongan Allah Swt, saya akan melanjutkannya sampai akhir. Ketika putri-putri saya masih kecil, saya mengajari mereka segala hal tentang Islam. Hari ini saya merasa lebih bahagia karena sekarang mereka mengajari saya dan menjelaskan banyak hal tentang mazhab Syiah.

Apa yang membuat Anda tertarik mengikuti perjalanan Arbain ini?

Ketika saya melihat pemberitaan dan dokumenter tentang Arbain, upacara berkabung memiliki daya tarik dan daya tarik tersendiri. Melantunkan kidung-kidung duka dan menepuk-nepuk dada akan membawa saya ke tempat terjadinya peristiwa Asyura. Kisah pertempuran Karbala sangat mengesankan. Sebuah tragedi yang mengerikan dimana orang-orang tak berdosa menjadi syahid. Ketidakadilan ini mengajak masyarakat untuk mengikuti prosesi Arbain, tidak hanya untuk mengenang peristiwa tersebut, namun juga untuk berkomitmen terhadap keadilan dan perdamaian yang sangat dibutuhkan umat manusia.

Karbala adalah simbol kebebasan dan keselamatan bagi manusia, melalui pengorbanan.

Apakah Anda berniat memperkenalkan mazhab Islam Ahlulbait ini kepada keluarga dan orang-orang yang Anda kenal?

Tanpa dakwah, tidak ada amalan Islam yang tersisa. Saya berpendapat bahwa setiap orang yang mengetahui jalan Ahlulbait mempunyai kewajiban untuk berbagi ilmu dan terutama menyampaikan fakta. Sekarang adalah saat yang sangat penting karena rakyat Palestina sedang menderita, mereka dianiaya dan terjadi pembantaian besar-besaran. Dan kita harus memberitahu dunia siapa yang menjadi musuh umat manusia dan Tuhan.

Apa pesan Anda untuk seluruh umat Islam terkait peringatan Arbain ini?

Kesuksesan mengikuti jalan akbar internasional Arbain membuat saya penuh kegembiraan sekaligus kesedihan. Itu meninggalkan banyak perasaan di hatiku. Saya juga senang menghabiskan momen spesial ini bersama jutaan orang yang mempunyai cita-cita yang sama meski memiliki tradisi yang berbeda dan berasal dari negara yang berbeda. Namun ada satu ungkapan yang menyatukan semua orang ini, yaitu seruan, Labbaika ya Husain!!

Saya percaya bahwa waktunya telah tiba untuk memperkuat perlawanan Islam dengan persatuan di kalangan umat Islam. Kita tidak bisa bermalas-malasan ketika hak-hak dan martabat orang-orang beriman diinjak-injak, dan kita tidak bisa bersikap acuh tak acuh terhadap penindasan yang diciptakan oleh kekuatan jahat.

Terimakasih atas waktu anda.