Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Senin

8 April 2024

16.58.48
1450021

Ayatullah Reza Ramezani:

Malam Qadar adalah Salah Satu Mukjizat untuk Umat Islam

Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as menekankan bahwa Malam Qadr adalah salah satu mukjizat bagi umat Islam, dan berkata: “Keajaiban Malam Qadr adalah ketika Nabi Sulaiman as diberi kemampuan untuk menempuh perjalanan sebulan dalam satu malam, namun di maktab Nabi Muhammad saw, seseorang dapat menempuh perjalanan lebih dari delapan puluh tahun dalam satu malam.”

Menurut Kantor Berita Internasional ABNA, Ayatullah Reza Ramezani pada sabtu malam (30/3) bertepatan dengan malam ke-21 bulan suci Ramadhan dan peringatan kesyahidan Imam Ali as, menyampaikan ceramah yang diadakan di masjid Imam Musa bin Ja’far as di kota Rasht Iran. Dalam ceramahnya ia mengawali dengan menyinggung peringatan berdirinya Republik Islam Iran dengan mengatakan, “Sistem Republik Islam didasarkan pada dua landasan Republik dan Islam, dan keduanya harus bersatu.”

Ulama Iran lebih lanjut menunjukkan bahwa republikanisme dan Islamisme adalah bagian dari aliran politik para Imam Revolusi. “Musuh berusaha menyerang dua prinsip dasar sistem Islam ini.” Tambahnya.

Ia melanjutkan dengan menyatakan bahwa misi terpenting dari beberapa duta besar Eropa untuk negara-negara Islam adalah karya budaya, dan dalam bidang ini ia memesankan untuk berhati-hati. Ayatullah Ramezani juga menyinggung tradisi merayakan tahun baru di Iran dengan menekankan: “Kita harus menghidupkan kembali budaya dan tradisi yang ditekankan Islam pada masa perayaan tahun baru seperti bertamu dan mengunjungi, menghormati orang yang lebih tua, menjaga hubungan silaturahmi, dll.”

Semua masjid bisa menjadi benteng memperkenalkan Islam yang sejati

Wakil warga Gilan di Majelis Ahli Pimpinan ini dalam ceramahnya juga menyatakan bahwa hari alam (13 Farvardin) yang tahun ini bertepatan dengan peringatan syahidnya Imam Ali as harus diisi dengan aktivitas yang sesuai dengan nilai-nilai Islam dan tidak dirusak dengan amalan yang menciderai penghormatan kepada Imam Ali as. Ia berkata: “Islam tidak menghalangi untuk kita menjaga dan merawat tradisi leluhur kita selama itu tidak mengandung nilai-nilai yang bertentangan dengan keimanan Islam kita.”

Lebih lanjut ia menekankan bahwa semua masjid dapat menjadi benteng untuk memperkenalkan Islam yang sejati. Ia berkata: “Jika Islam diperkenalkan secara akurat dan komprehensif, pembahasan tentang ateisme dan anti-agama tidak akan ada artinya.”

“Adalah kesalahan kita jika kita belum mampu memberikan definisi yang benar tentang Islam. Kita harus meningkatkan literatur kita dan meningkatkan kehadiran kita di kalangan generasi muda yang banyak bertanya.” Tambahnya.

Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as ini dengan menunjuk pada keraguan musuh mengenai praktik dan kewajiban keagamaan, termasuk salat dan puasa, dengan mengatakan: “Kelompok anti agama mengatakan, alih-alih berdoa atau salat, untuk mencegah bencana yang harus dilakukan adalah mencari tahu gejala bencana dan melakukan pencegahan. Padahal agama Islam adalah agama yang komprehensif, tepat dan mendalam, dan setiap syarat dan ketentuan agama harus ada. KIta tidak hanya diminta mengandalkan doa dan salat, namun juga tetap diperintahkan untuk melakukan ikhtiar.”

Ayatullah Ramezani menekankan perlunya aktivis dakwah Ahlulbait as untuk bersatu dan harus ada pengertian, pembagian kerja, konsolidasi kapasitas, interaksi dan sinergi di antara mereka, dan ia mengatakan: “Masjid dapat menjadi benteng dan dengan keindahan serta pesona yang ada dalam Islam, kita bisa menarik generasi muda untuk tertarik ke masjid.”

Anonimitas adalah masalah sistem liberal saat ini

Ayatullah Ramezani menekankan bahwa masyarakat saat ini sedang mencari identitas dan perdamaian, dan berkata: “Tanpa identitas adalah masalah yang dihadapi sistem liberal saat ini, dan itulah sebabnya mereka berupaya mendirikan klinik identitas.”

“Keluaran paket kebudayaan dalam lingkungan pendidikan sistem liberal adalah ketidakberagamaan dan ketidakpedulian agama terhadap bidang sosial.” Tambahnya. 

“Namun versi Islam hadir di kancah sosial dan berupaya mengajak umat manusia ke ranah nilai-nilai kemanusiaan dan mengeluarkannya dari ketelanjangan.” Lanjutnya.

Ayatullah Ramezani menganggap hasil dari konsep, sastra dan budaya Barat adalah pendidikan bagi orang-orang yang tidak peka dan tidak bertanggung jawab dan menekankan: “Hasil dari pendidikan ini adalah diam dan mengabaikan pembantaian rakyat Gaza yang tertindas oleh rezim Zionis.”

Ia menambahkan: Dalam kolonialisme, kebebasan manusia, hak asasi manusia, rasionalitas dan spiritualitas, serta hak binatang dibicarakan. Sementara itu, orang-orang yang berbicara tentang hak-hak hewan tidak mengatakan sepatah kata pun dan tidak mengambil sikap untuk ibu dan anak-anak yang menjadi martir di Gaza. Bahkan sudah sampai pada titik tidak menghormati resolusi PBB terkait gencatan senjata di Gaza.

*Ajaran Amirul Mukminin as mengajarkan umat manusia untuk bertanggung jawab

Menyatakan bahwa mazhab Amirul Mukminin as mengajarkan umat manusia untuk bertanggung jawab, Ayatullah Ramezani berkata: “Saat ini, seperti pada masa pemerintahan Amirul Mukminin as, beberapa orang yang mengkhianati agama, dunia, kehormatan dan keadilan masyarakat harus diperlakukan tanpa pujian.”

Ayatullah Ramezani menekankan bahwa para pejabat harus melayani masyarakat: “Mereka tidak boleh menjadikan pekerjaan seminggu sebagai bulan, dan pekerjaan satu bulan sebagai tahun.”

Wakil Rakyat Gilan dalam Majelis Pakar Kepemimpinan ini mengatakan: “Sayangnya, agama kita telah menjadi agama selera, dan sangat disayangkan ada sebagian orang yang mengaitkan penampilan seseorang dengan agama. Ada kesalahpahaman sepanjang sejarah; Beberapa orang, karena kesalahpahaman mereka, menganggap Imam Ali kafir dan membunuhnya.”

Ia menegaskan bahwa kita harus mempunyai strategi pengentasan kemiskinan, dengan menekankan: “Masyarakat yang religius bukanlah masyarakat yang miskin, melainkan masyarakat yang bernilai dan harus memperoleh manfaat dari segala macam kesejahteraan. Seorang mukmin tidak boleh miskin, tetapi mukmin yang kaya harus mengeluarkan uang dalam bentuk sedekah, infak dan zakat untuk tidak terjadi kesenjangan.”

Ayatullah Ramezani kemudian menyebut ketidaktahuan sebagai dasar kejahatan dan berkata: “Yang mempermalukan dan menjadi duri dalam masyarakat adalah ketidaktahuan dan tidak tahu bahwa sedang tidak tahu. Sesuatu yang menancapkan kepala Husain as pada tombak, syahidnya Imam Ali as dan menunda kemunculan Imam Mahdi afs adalah kebodohan”.

Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as ini menyatakan bahwa beberapa pihak menghendaki umat Islam untuk tidak berbicara dan menyepi. Ia berkata, “Namun berdasarkan ayat-ayat dan hadis serta kehidupan Imam Khomeini as, kita harus berdiri dan menghadapi orang yang sombong. Selain berbicara tentang kecintaan Ali bin Abi Thalib as, kita juga harus sampaikan tentang keberaniannya dan perjuangannya melawan kebodohan.”

Di bagian lain ceramahnya, Ayatullah Ramezani menunjukkan bahwa ketika Allah ingin memberi petunjuk kepada seseorang, Dia memberinya gambaran tentang kelapangan dada dan memberikan cahaya ke dalam hatinya, dan menekankan: “Malam Qadr adalah malam salat, dan seseorang tidak bisa mencapai kebutuhannya tanpa persiapan.”

Menegaskan bahwa Malam Al-Qadr adalah salah satu mukjizat Umat Islam, Ayatullah Ramezani menambahkan: “Malam Qadr adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan dan perjalanan lebih dari delapan puluh tahun. Nabi Sulaiman as menempuh jalan sebulan dalam satu malam, tetapi dalam ajaran Nabi Muhammad saw seseorang bisa menempuh perjalanan delapan puluh tahun dalam satu malam.”