Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Parstoday
Kamis

18 Mei 2023

10.17.53
1366786

Urgensi Dimensi Politik Kewajiban Haji dalam Ucapan Rahbar

Ayatullah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran hari Rabu (17/05/2023) pagi dalam pertemuan dengan panitia pelaksana haji Iran, dan sejumlah jemaah haji mengungkapkan beberapa urgensi dari dimensi politik kewajiban haji.

Haji merupakan salah satu kewajiban Islam yang selain fungsi keagamaan, juga memiliki fungsi politik yang penting. Pemimpin Besar Revolusi Islam selalu menekankan fungsi politik haji di samping aspek agama.

Beberapa aspek fungsi politik haji telah ditekankan dalam pidato hari Rabu Rahbar.

Aspek pertama adalah bahwa kewajiban haji mendekatkan bangsa-bangsa Islam.

Salah satu strategi penting kekuatan Barat dan khususnya Amerika terhadap dunia Islam adalah menciptakan perselisihan di antara negara-negara Islam.

Selama musim haji, karena orang-orang dari berbagai negara datang ke Arab Saudi, ada kesempatan untuk dialog antara negara-negara Islam dan mengubah pandangan satu sama lain serta menetralkan strategi negara-negara Barat.

Rahbar: Haji, Mikat Internasional, dan Tempat Pertemuan Global

Dalam kaitan ini Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan, “Haji adalah masalah global, dan masalah peradaban yang tujuannya untuk meningkatkan derajat umat Islam, mendekatkan hati setiap Muslim, dan mempersatukan umat Islam, di hadapan kekufuran, penindasan, imperialisme dan berhala-berhala manusia serta non-manusia."

Aspek kedua dari fungsi politik haji yang ditekankan dalam pidato Rahbar adalah untuk membuktikan pandangan progresif tentang hak asasi manusia Islam.

Di satu sisi, negara-negara Barat mengklaim superioritas dalam norma-norma HAM, dan di sisi lain menuduh negara-negara lain, khususnya negara-negara Islam, telah melanggar HAM.

Selain itu, Barat juga memiliki pandangan yang selektif dan reduksionis tentang haji.

Oleh karena itu, sementara mereka membantu pelanggaran hak asasi manusia di Yaman, mereka membesar-besarkan kekhawatiran tentang pelanggaran hak asasi manusia di Ukraina.

Musim haji adalah kesempatan yang membuktikan klaim ini dan martabat manusia ditampilkan tanpa memandang warna kulit, ras, kelas dan geografi.

Dalam hal ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut manifestasi praktis penentangan Islam terhadap pembedaan geografis, rasial, kelas dan lain-lain di antara pokok-pokok kewajiban haji.

Ayatullah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran hari Rabu (17/05/2023) pagi dalam pertemuan dengan panitia pelaksana haji Iran, dan sejumlah jemaah haji mengungkapkan beberapa urgensi dari dimensi politik kewajiban haji.

Ayatullah Khamenei mengatakan, Negara-negara yang mengklaim beradab padahal tidak beradab sama sekali, terus disibukkan dengan masalah ras kulit hitam, kulit putih, ras Eropa, dan non-Eropa, sementara mereka menganggap hewan peliharaan lebih penting dari beberapa manusia, dan tenggelamnya terus menerus para pengungsi di laut adalah salah satu bukti nyatanya.

Aspek ketiga dari fungsi politik haji adalah dukungan terhadap Palestina dan rasa muak terhadap rezim pendudukan Zionis.

Musim haji adalah salah satu kesempatan di mana slogan-slogan dukungan untuk Palestina dan kecaman atas kejahatan Zionis Israel diteriakkan di komunitas Muslim.

Selama musim haji juga perlu diungkapkan soal penentangan terhadap arogansi dan slogan anti-Amerika.

Dalam hal ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam mempertimbangkan persatuan Umat Islam dan melawan setan-setan sombong di antara tujuan-tujuan tugas haji.

Panitia Pelaksana Haji Iran Bertemu Rahbar

Rahbar mengatakan, Salah satu dari sekian banyak keuntungan duniawi dari haji adalah umat Islam dalam pertemuan besar ini, menyatakan kehadiran dan kekuatan di depan rezim Zionis dan membusungkan dada mereka dalam menghadapi para penindas dunia.

Poin terakhir, dengan mencermati fungsi pemersatu, informatif dan anti-musuh ini, beberapa kekuatan Barat dan rezim Zionis memiliki pandangan negatif tentang kewajiban haji dan untuk mencegah tidak terselenggaranya sebagian manasik haji, terutama "berlepas tangan dari Musyrikin" yang menurut Pemimpin Besar Revolusi Islam "di antara kapasitas haji yang luas dan dalam", mereka menekan pemerintah Saudi.(sl)

342/