Setelah pembebasan kota Mosul pada Juni 2017 dan berakhirnya pendudukan Daesh, banyak dari anggota teroris takfiri ini melarikan diri ke daerah gurun di provinsi al-Anbar, daerah pegunungan di provinsi Diyala, daerah-daerah perbatasan dengan Suriah dan selatan Mosul.
Setelah itu, mereka hingga sekarang masih melancarakan serangan dalam kelompok beberapa orang terhadap warga sipil, polisi dan pasukan Irak.
Menurut situs Rudaw, juru bicara kepolisian provinsi Diyali Irak Nahad Mohammad mengatakan pada hari Sabtu (21/1/2023) bahwa teroris Daesh menyerang kantor polisi di jalan Diyala ke arah Baghdad.
Menurut Mohammad, setelah menyerang dengan menggunakan senjata ringan dan semi berat, dan melukai dua polisi, para teroris melarikan diri.
Militer dan polisi lansung bergerak menuju lokasi penyerangan dan menutup jalan-jalan yang dimungkinkan menjadi jalur pelarian.
Sebelumnya dilaporkan bahwa teroris Daesh memasang ranjau darat yang luas di sekitar jalan dan lahan pertanian di provinsi Diyala.
Menurut media Irak bahwa lima tentara negara ini juga terluka akibat ledakan bom selama operasi pembersihan di Diyala.
Diyala adalah salah satu area utama aktivitas Daesh. Adanya danau dan pegunungan Hamreen telah memberikan ruang yang cocok bagi Daesh untuk bersembunyi dan melancarkan serangan secara acak.
Dalam sepekan, mereka biasa melancarkan serangan terhadap pasukan dan warga Irak hingga beberapa kali. (RA)
342/