Statemen tendensius Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol mengenai Iran muncul saat Uni Emirat Arab berusaha mempertahankan hubungan dengan Iran sebagai salah satu mitra dagang utamanya.
Menurut kantor berita Korea Selatan Yonhap, Lee Jae-myung, pemimpin Partai Demokratik Korea Selatan hari Rabu (18/1/2023) mengatakan, "Pernyataan bermusuhan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol baru-baru ini terhadap Iran adalah fanatik dan tanpa pertimbangan,".
Pemimpin Partai Demokratik Korea Selatan mengkritik presiden negaranya dengan menyebut pernyataan Yoon Suk-yeol baru-baru ini tentang menyebut Iran sebagai musuh UEA hanya satu sisi, dan bias.
Menyusul komentar Presiden Korea Selatan terhadap Iran ini, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mencoba menghilangkan kesalahpahaman yang disebabkan oleh kata-kata Presiden negaranya baru-baru ini terhadap Iran dengan mengatakan, "Seoul serius berusaha memperluas hubungan bilateral yang baik dengan Iran dan kami menginginkan lebih banyak kerja sama antara kedua belah pihak,".
Menanggapi masalah ini. Nasser Kanani Chafi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran mengatakan, "Kementerian Luar Negeri sedang menyelidiki dan menindaklanjuti pernyataan campur tangan presiden Korea Selatan tentang hubungan antara Iran dan UEA. Emirat adalah negara tetangga dan sahabat. Kami sedang menunggu penjelasan Seoul dalam hal ini,".(PH)
342/