Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Parstoday
Sabtu

26 November 2022

16.19.54
1326367

Tantangan Perdana Menteri Baru Malaysia

Akhirnya Anwar Ibrahim, pemimpin Pakatan Harapan (PH) ditunjuk Yang Dipertuan Agong raja Malaysia sebagai perdana menteri baru negara ini dan ia telah mengucapkan sumpah.

Anwar Ibrahim di kancah politik Malaysia telah menghadapi beragam tantangan mulai dari berbagai tudingan hingga penjara, belum berhasil meraih suara mayoritas di parleme, yakni 112 dari 222 kursi parlemen untuk membentuk pemerintah. Namun demikian, raja Malaysia tetap menunjuknya sebagai perdana menteri baru untuk mengakhiri krisis politik di negara ini.

Kebijakan dan slogan kampanye Anwar Ibrahim selama pemilu terbaru adalah menyelesaikan kendala ekonomi, dan dengan menjabat sebagai perdana menteri, ia selain menekankan akan merealisasikan slogannya, juga berjanji akan memulihkan stabilitas di Malaysia dan menghidupkan kembali laju ekonomi negara ini. Tapi demikian, perdana menteri baru Malaysia ini memiliki tiga tantangan utama, di sektor ekonomi, politik dan memperkokoh persatuan nasional.

Anwar Ibrahim untuk membantu menyelesaikan krisis ekonomi Malaysia menyatakan akan mencegah berlanjutnya peningkatan biaya hidup masyarakat. Namun demikian, menurut pandangan elit politik dan ekonomi, reformasi perpajakan merupakan isu terpenting untuk mengidupkan laju ekonomi, di mana disamping isu subsidi dan kenaikan tarif harga listrik, dapat menjadi tantangan penting bagi pemerintahan Anwar Ibrahim.

Di sisi lain, Anwar Ibrahim menyatakan bahwa dengan merampingkan pemerintahan, selain memangkas anggaran, ia juga akan berusaha menata kembali kondisi ekonomi Malaysia. Abdolreza Alemi, pakar isu Malaysia terkait hal ini mengatakan, Anwar Ibrahim yang pernah menjabat sebagai wakil Mahathir Mohamad, mantan perdana menteri Malaysia, memiliki kemampuan dan pengalaman yang cukup untuk memajukan program politik dan ekonominya. Namun demikian ia sepertinya masih membutuhkan dukungan Mahathir Mohamad.

Sementara itu, Mahathir Mohamad yang gagal meraih suara yang cukup untuk menang di pemilu terbaru, sepertinya masih dapat memainkan peran penyeimbang di kancah politik Malaysia. Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa Anwar Ibrahim meminta Mahathir mendukung pemerintahannya.

Bagaimana pun juga, komuntas politik Malaysia berharap dengan keberharilan Anwar Ibrahim menjabat perdana menteri, upaya untuk memperkuat persatuan nasional meningkat. Hal ini karena, Anwar adalah ketua Partai Pakatan Harapan di Malaysia yang merupakan kubu oposisi pemerintahan sebelumnya. Sementara kebijakan pro-Melayu pemerintah sebelumnya sedikit banyak mempengaruhi persatuan nasional, dan etnis Cina serta India di Malaysia yang menguasai sektor ekonomi, tidak puas dengan kebijakan pemerintah sebelumnya.

Oleh karena itu, Anwar Ibrahim memiliki tanggung jawab besar di bidang etnis dan penguatan persatuan nasional, dan ini dapat memeras energinya selama menjabat perdana menteri. Malaysia termasuk negara penting di ASEAN, di mana setiap transformasi poiltik dan ekonomi di negara ini dapat mempengaruhi transformasi kawasan.

Selain itu, Malaysia juga termasuk negara penting Islam yang senantiasa terdepan dalam menentang rezim Zionis Israel, dan mendukung cita-cita bangsa Palestina. Oleh karena itu, sepertinya dengan Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri Malaysia, kebijakan Kuala Lumpur mendukung Palestina akan semakin kuat.

Malaysia tercatat sebagai negara terdepan di laju ekonomi di antara negara-negara Islam, yang selama beberapa tahun terakhir laju ekonominya mandek akibat pengaruh instabilitas politik. Dengan demikian, langkah raja Malaysia menunjuk Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri baru, dan pada akhirnya didukung juga oleh Muhyiddin Yassin, mantan perdana menteri, serta rival utama Anwar di pemilu terbaru, telah memunculkan harapan besar bagi stabilitas di pentas politik dan menghidupkan kembali laju ekonomi Malaysia. (MF)