Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Parstoday
Rabu

23 November 2022

15.27.40
1325615

Pengayaan Uranium 60 Persen; Respon Permusuhan Barat oleh Iran

Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) merespon peratifikasian resolusi terbaru Dewan Gubernur IAEA terhadap Iran dengan memulai pengayaan uranium hingga 60 persen di instalasi nuklir Fordow.

AEOI berusaha memanfaatkan fasilitas dan kondisi situs Fordow untuk melengkapi dan memproduksi uranium yang diperkaya secara maksimal.

Berbagai media hari Senin (21/11/2022) melaporkan AEOI  juga telah meninjau dan memberi gas pada dua kaskade lainnya, IR2M dan IR4, di situs Natanz, dan dua kaskade lagi dari mesin ini telah disiapkan untuk injeksi gas. Langkah Iran memperkaya uranium sebesar 60 persen dirilis ketika sebelumnya, Nasser Kanaani, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, telah mengumumkan "beberapa tindakan" sebagai "tanggapan atas tindakan baru-baru ini dari troika Eropa dan Amerika Serikat dalam mengeluarkan resolusi terhadap Iran di Dewan Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional" ditetapkan menjadi agenda AEOI. Dia mengatakan pada hari Minggu: "Itu dilakukan hari ini di hadapan inspektur Badan Energi Atom Internasional di kompleks pengayaan Natanz dan Fordow."

Ketua AEOI, Mohammad Eslami Selasa (22/11/2022) seraya membenarkan proses pengayaan uranium sebesar 60 persen di Fordow mengatakan, selama beberapa hari terakhir kami menyaksikan perilisan resolusi anti-Iran, di mana hal ini menuai respon dari kami dan selama beberapa hari terakhir produksi uranium UF6 yang diperkaya sebesar 60 persen telah dimulai di Fordow.

Dewan Gubernur IAEA Kamis lalu mengesahkan resolusi yang mengecam apa yang mereka dinilai sebagai kurangnya kerja sama Iran dengan badan ini.  Draf resolusi itu diajukan oleh AS, Inggris, Prancis dan Jerman, sebagai kelanjutan dari tekanan politik mereka terhadap Iran. Rusia dan China memberikan suara menentang terhadap mosi tersebut.

Ini tercatat kedua kalinya tahun ini Dewan Gubernur IAEA merilis resolusi dengan alasan serupa. Resolusi sebelumnya dirilis pada Juni 2022. IAEA selama beberapa tahun lalu mendengarkan sejumlah klaim yang dirilis rezim Zionis Israel terkait program nuklir Iran, serta mengulanginya dan meminta jawaban Tehran atas klaim tak berdasar ini.

Sementara itu, Iran di tahun 2015 dan dalam koridor Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), serta PMD atau "dimensi militer potensial", telah memberi jawaban kepada IAEA dan masalah ini telah selesai. Kini IAEA berdasarkan klaim Israel meminta penyidikan sejumlah situs. Sekaitan dengan ini, di resolusi terbaru Dewan Gubernur IAEA meminta Tehran segera bekerja sama dengan lembaga ini terkait situs mencurigakan Marivan, Varamin, dan Turouzabad.

Di sisi lain, Iran menyebut klaim ini palsu dan tak berdasar, serta menolaknya. Mohammad Eslami beberapa waktu lalu menjelaskan bahwa Tehran telah memberi jawaban yang detail atas pertanyaan IAEA, tapi lembaga ini menyusun laporannya berdasarkan informasi yang diterima dari musuh Iran.

Wakil tetap Iran di IAEA, Mohsen Naziri Asl menyebut resolusi anti-Iran Dewan Gubernur tertolak dan mengatakan, tujuan utama pencetus resolusi ini tidak akan terwujud, tapi peratifikasiannya akan berdampak pada proses kerja sama dan interaksi konstruktif Iran dengan IAEA.

Langkah tegas Iran meningkatkan pengayaan uranium hingga 60 persen yang menjadi jawaban atas langkah permusuhan Barat terhadap Tehran, menuai respon negatif dari Barat. Troika Eropa sekaitan dengan merilis statemen bersama dan mengecam kemajuan nuklir Iran. "Kami akan terus berkonsultasi dengan mitra internasional tentang cara terbaik untuk mengatasi eskalasi program nuklir Iran," ungkap statemen troika Eropa.

Faktanya, pengesahan resolusi baru yang diajukan oleh AS dan troika Eropa di Dewan Gubernur, merupakan upaya Barat untuk meningkatkan represi terhadpa Iran dengan halusinasi bahwa mengingat terjadinya kerusuhan di Iran, dari satu sisi dan kebutnuan saat ini di proses perundingan Wina dan sikap keras kepala AS menolak hak Iran di bidang pencabutan sanksi dan mengakhiri isu-isu safeguard, di sisi lain, mereka beranggapan mampu memaksa Tehran menerima tuntutan tak masuk akal dan berlebihannya melalui represi politik, atau memaksa Iran mengabaikan tuntutan legalnya.

Sementara itu, respon tegas Iran dengan meningkatkan pengayaan uranium telah menunjukkan bahwa Tehran tidak akan bersedia tunduk pada tekanan Barat. (MF)

342/