11 Januari 2011 - 20:30

DR. Qais al Mubarak berkata, "Menurut pandangan saya hukum asal perkara ini dibolehkan dan wajah para sahabat boleh ditayangkan dalam film dengan syarat-syaratnya."

Menurut Kantor Berita ABNA, Setelah Ayatullah al UzhmaMakarim Syirazi menyampaikan bahwa pengkisahan sejarah yang shahih bukanlah berarti penghinaan terhadap sahabat, salah seorang ulama dari Arab Saudi akhirnya berpendapat bahwa penanyangan film dengan memperlihatkan wajah sahabat Nabi di perbolehkan.

Berdasarkan laporan berita media setempat, seorang mufti Saudi dan Kubbar al-Ulama Arab Saudi berkata, "Penayangan wajah sahabat dalam film-film di televisi diperbolehkan selama tetap memperhatikan syarat-syaratnya".

"Doktor Qais al-Mubarak" pimpinan Kubbar Ulama Arab Saudi menekankan perkara ini ketika para ulama sedang mengecam penayangan wajah para sahabat nabi. Beliau menegaskan, "Kecaman ini dikeluarkan untuk menghalangi penghinaan dan perendahan martabat sahabat nabi, namun menurut saya perkara ini diizinkan dan wajah para sahabat boleh ditayangkan dalam film dengan tetap memenuhi syarat-syaratnya."

Sampai saat ini stasiun televisi negara Iran sedang menayangkan film berseri, sejarah pemberontakan Umar Mukhtar yang menuntut keadilan setelah pembunuhan Imam Husain as di Karbala. Film ini banyak mendapat kritikan dari para ulama Ahlusunnah di al-Azhar Mesir karena dianggap menghina sahabat nabi serta memfatwakan haramnya menonton film tersebut.

Walau bagaimanapun Ayatullah Makarim Syirazi tampil memberi penerangan bahwa penayangan film bersejarah yang shahih bukanlah menghina para sahabat dan ia tidak ada kaitan sama sekali dengan penghinaan terhadap  para sahabat.