Kantor Berita Internasional Ahlulbait - ABNA - Teheran, sabtu (28/6) jalan-jalan Teheran, jantung Revolusi Islam Iran, menyaksikan salah satu manifestasi terbesar persatuan dan perlawanan. Upacara pemakaman jenazah para syuhada serangan brutal rezim Zionis di tanah Iran digelar dari Inqilab Square hingga Izadi Square, diiringi jutaan pelayat dan warga yang marah.
Pada hari bersejarah ini, warga Teheran, dari berbagai lapisan masyarakat dan usia, dengan mata berkaca-kaca dan hati penuh amarah dan tekad, datang untuk mengucapkan selamat tinggal kepada para syuhada mereka, dari para jenderal dan ilmuwan nuklir hingga warga sipil tertindas, termasuk anak-anak dan wanita tak berdosa, dan menyampaikan pesan tegas kepada musuh di perbatasan dan tanah ini.
Kemarahan dan duka cita bangsa dalam berkabung atas para syuhada
Sejak fajar hari ini, jalan-jalan menuju Inqiiab Square, dipenuhi kerumunan orang yang datang ke alun-alun dengan membawa bendera merah Hussein, foto-foto para syuhada, dan plakat bertuliskan slogan "Matilah Israel" dan "Matilah Amerika."
Di tengah lautan manusia, gambar poster anak-anak muda yang menjadi martir dalam serangan pengecut rezim Zionis terhadap rumah-rumah penduduk dan infrastruktur sipil di Teheran sangat menyakitkan hati. Nama-nama dan gambar Rayan Domahe, Fatemeh Sadati yang berusia 8 tahun, Reyhaneh Sadati yang berusia 15 tahun, Baran Eshraghi, Parnia Abbasi, dan puluhan anak martir lainnya yang nama dan kenangannya tetap abadi bersama para komandan yang syahid.
Itulah air mata dan ratapan seorang ibu yang berduka yang berkata: "Putri saya baru berusia lima tahun. Dia sedang tidur di rumah ketika rudal Zionis menghancurkan rumah kami. Musuh macam apa ini yang menargetkan anak-anak?"
Tubuh-tubuh kecil anak-anak di dalam peti mati membuat air mata mengalir di pipi orang-orang dan slogan-slogan yang diucapkan dengan getir di tenggorokan mereka: "Israel dihancurkan" dan "Pembunuh anak-anak Zionis, jawabanmu adalah darah."
Kehadiran sejumlah besar orang; kisah persatuan Asyura
Kehadiran bersejarah ini merupakan perwujudan unik persatuan Asyura. Dihiasi dengan mural yang menggambarkan wajah para martir dan pesan perlawanan, Inqilab Square menjadi tempat yang bermartabat dan berwibawa. Orang-orang dari semua lapisan masyarakat, mulai dari pekerja dan pelajar hingga ulama dan keluarga para martir, datang ke lapangan, sambil memegang bendera Iran dan foto para jenderal yang gugur seperti Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, Mayor Jenderal Hossein Salami, Mayor Jenderal Gholam Ali Rashid, Mayor Jenderal Amir Ali Hajizadeh, dan ilmuwan nuklir Fereydoun Abbasi dan Mohammad Mehdi Tehranchi. Kehadiran pejabat senior rezim, termasuk Presiden, Jenderal Esmail Ghaani, Mohammad Bagher Ghalibaf, Gholam Hossein Mohseni Ejei, dan Abbas Araghchi, bersama rakyat menunjukkan ikatan yang erat antara bangsa dan rezim.
Para pelayat menyampaikan pesan mereka kepada para pejabat bahwa "tidak ada kompromi, tidak ada penyerahan diri dalam pertempuran dengan Amerika," dan ini adalah slogan yang mengungkapkan kedalaman jiwa bangsa ini terhadap Amerika yang penuh tipu daya.
Pesan dari pemakaman jutaan orang untuk dunia, Israel, dan Amerika
Pesan kehadiran bangsa Iran yang agung disampaikan kepada dunia oleh media: "Dengan kehadiran mereka yang besar, rakyat Teheran tidak hanya memberi penghormatan kepada para martir, tetapi juga mengirim pesan tegas kepada rezim Zionis dan para pendukungnya: Iran tidak akan menyerah pada agresi." Dan "Kehadiran ini, terutama setelah kejahatan rezim Zionis yang menargetkan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, menunjukkan kemarahan mendalam bangsa Iran terhadap rezim pembunuh bayi ini."
Upacara hari ini lebih dari sekadar pemakaman; ini adalah seruan lantang kepada dunia. Pertemuan besar ini menyampaikan pesan yang jelas kepada rezim Zionis dan pendukung utamanya, Amerika: Bangsa Iran, dengan persatuan dan keyakinan, tidak akan pernah tunduk pada penindasan dan agresi. Kehadiran besar-besaran ini merupakan tanggapan yang menggema terhadap klaim rezim Zionis bahwa mereka dapat mematahkan keinginan bangsa ini dengan membunuh komandan dan ilmuwan serta membunuh warga sipil. Upacara ini juga merupakan pesan kepada Amerika, yang terlibat dalam agresi ini dengan tetap diam dan mendukung kejahatan Israel. Slogan "Tidak ada kompromi, tidak ada penyerahan; lawan Amerika," yang bergema di seluruh prosesi pemakaman, menunjukkan tekad bangsa Iran untuk melawan hegemoni Barat. Laporan ABNA tentang kisah epik 7 berita utama/ Teriakan kemarahan dan seruan persatuan dari hati rakyat Iran melawan musuh
Darah para martir; benih kemenangan
Hari ini, rakyat Iran yang berkuasa tidak hanya memberikan penghormatan kepada para martir yang berkuasa dan tertindas, tetapi juga memperbarui janji mereka terhadap cita-cita revolusi dan perlawanan. Orang-orang yang setia ini menunjukkan bahwa darah para martir, dari para jenderal dan ilmuwan nuklir hingga anak-anak dan warga sipil yang tertindas, adalah benih yang ditanam di tanah ini yang akan menghasilkan pohon kehormatan dan kemenangan yang kokoh.
Your Comment