Menurut laporan kantor berita Mehr, Sayyid Ammar al-Hakim, pemimpin Gerakan Kebijaksanaan Nasional Irak, dalam pidatonya memperingati haul kesyahidan Ayatollah Sayyid Mohammad Baqir al-Hakim, menegaskan kesetiaan pada jalur "Syahid Mihrab". Ia menyebut momen ini sebagai kesempatan tahunan untuk meninjau posisi, menetapkan prioritas, dan memperbaiki jalur pembangunan negara nasional di Irak.
Ia menyatakan bahwa peringatan ini bukan sekadar acara sejarah: "Hari ini adalah ujian kejujuran dalam memegang teguh proyek yang didirikan dengan darah para martir demi membangun Irak yang kuat, mandiri, adil, dan bersatu."
Merujuk pada proses politik yang sedang berlangsung, ia mengumumkan: "Irak berada di ambang pembentukan pemerintahan nasional berdasarkan hasil pemilu dan kerangka hukum." Ia menganggap penghormatan terhadap hasil pemilu dan percepatan pembentukan pemerintah sebagai kebutuhan nasional.
Hakim menyebut ekonomi sebagai "pertempuran kedaulatan yang sebenarnya". Ia menyatakan bahwa industri, pertanian, pariwisata, energi, dan digitalisasi adalah pilar keamanan nasional Irak.
Dalam bagian lain pidatonya, ia menggambarkan kondisi kawasan sebagai "gempa geopolitik" dan berkata: "Irak adalah pemain kunci dan jembatan penghubung antar berbagai poros. Irak tidak akan menjadi medan perang bagi orang lain, bukan kotak pesan, dan bukan pula garis kontak atas nama pihak lain."
Ia mengakhiri dengan peringatan: "Nasib kawasan adalah persatuan dan kohesi, atau perpecahan dan fragmentasi; jika jalan kedua yang dipilih, penyesalan tidak akan ada gunanya."
Your Comment