Menurut laporan kantor berita ABNA yang mengutip Russia Al-Youm, Marco Rubio, Menteri Luar Negeri AS, menyampaikan pernyataan tersebut untuk menjawab pertanyaan wartawan di Departemen Luar Negeri AS mengenai kemungkinan pertemuan tatap muka antara Trump dan Maduro.
Rubio mengatakan: "Saya tidak berkomentar mengenai negosiasi Presiden [Trump]. Saya hanya merujuk pada fakta bahwa Presiden, seperti yang Anda lihat, siap berbicara dengan siapa pun. Beliau siap dan tidak menganggap negosiasi sebagai bentuk pemberian konsesi."
Menlu AS menambahkan: "Saya tidak memiliki informasi baru tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Saya tidak punya alasan untuk pesimis maupun optimis. Saya tidak akan berkomentar mengenai rangkaian pilihan, termasuk opsi diplomatik, yang dimiliki Presiden."
Pernyataan ini muncul setelah laporan yang diterbitkan oleh surat kabar "New York Times" pada akhir November; laporan yang mengutip sumber-sumber yang mengklaim bahwa Trump telah mempertimbangkan kemungkinan pertemuan bilateral dengan Presiden Venezuela.
Trump juga dalam wawancara dengan jaringan "Fox News" pada 21 November menyatakan bahwa ia berencana untuk "segera" masuk ke dalam negosiasi dengan Maduro. Pergerakan diplomatik ini terjadi di tengah ketegangan hubungan kedua negara yang berada di puncaknya.
AS baru-baru ini menetapkan pemerintah Caracas sebagai "organisasi teroris asing" dan mengancam reaksi keras; sebuah tindakan yang ditolak oleh Venezuela, yang menuduh Washington melakukan perilaku bermusuhan dan tekanan politik. Dalam suasana penuh ketegangan seperti ini, pembukaan jalur dialog langsung bisa menjadi salah satu cara yang mungkin untuk meredakan ketegangan.
Your Comment