Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri, menanggapi keras pernyataan Tom Barrack, utusan Amerika Serikat, yang menyebut bahwa “Lebanon seharusnya dilebur dengan Suriah.”
Berri menolak mentah-mentah pernyataan tersebut dan menyebutnya sebagai “kesalahan besar, sama sekali tidak dapat diterima.” Ia menegaskan: “Tidak ada siapa pun yang berhak mengancam rakyat Lebanon. Mustahil berbicara kepada bangsa ini dengan bahasa seperti itu—terlebih lagi dari seorang diplomat.”
Berri menegaskan bahwa tentara Lebanon telah menerapkan 90% ketentuan gencatan senjata di selatan Sungai Litani, dan sisanya akan diselesaikan sebelum akhir tahun. Terkait pemilu, Berri menyatakan dengan tegas bahwa tidak ada pembatalan, tidak ada penundaan, semua pihak menginginkan pemilu berlangsung tepat waktu dan setiap rencana untuk mencapai konsensus nasional tetap terbuka.
Berri menambahkan bahwa undang-undang pemilu yang ada bersifat wajib dan pemilu akan dijalankan berdasarkan undang-undang tersebut.
Hubungan dengan Arab Saudi
Berri menyebut hubungan pribadinya dengan Kerajaan Saudi sangat baik, dan hubungan Saudi–Lebanon juga berada dalam kondisi positif. Ia juga menekankan pentingnya memanfaatkan dampak positif kunjungan Paus ke Lebanon, baik pada skala nasional, spiritual, maupun sosial. Pernyataan Berri ini muncul setelah Tom Barrack dalam forum “Doha Forum 2025” mengatakan: “Suriah dan Lebanon seharusnya berada bersama, karena keduanya mewakili satu peradaban yang cemerlang.”
Dalam perkembangan lain hari ini, Nabih Berri menerima kunjungan Michel Aysa, Duta Besar AS untuk Lebanon. Dalam pertemuan tersebut dibahas perkembangan politik terbaru, situasi umum negara, serta hubungan bilateral Beirut–Washington.
Your Comment