28 November 2025 - 18:19
Brain Drain di Israel Pecah Rekor: 90 Ribu Migran dan Kerugian 400 Juta Dolar

Harian ekonomi Israel Calcalist mengungkap gambaran mengkhawatirkan tentang lonjakan gelombang migrasi keluar dari wilayah pendudukan.

Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Harian ekonomi Israel Calcalist mengungkap gambaran mengkhawatirkan tentang lonjakan gelombang migrasi keluar dari wilayah pendudukan. Berdasarkan riset tiga peneliti terkemuka dari Tel Aviv University, sekitar 90 ribu warga Israel meninggalkan wilayah pendudukan antara Januari 2023 hingga September 2024. Dari jumlah itu, 50 ribu orang keluar pada 2023, dan 40 ribu lainnya hingga September 2024. Tren ini muncul setelah beberapa tahun sebelumnya neraca migrasi relatif stabil.

Menurut Calcalist, para peneliti menyebut situasi ini sebagai keluarnya Israel dari kondisi keseimbangan migrasi, karena gelombang terbaru memiliki karakter berbeda: didominasi oleh kelompok berpenghasilan tinggi, anak muda, dan tenaga profesional seperti dokter, insinyur, serta pakar sains dan teknologi.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa dampak langsung dari fenomena ini adalah hilangnya pendapatan pajak negara sebesar 1,5 miliar syikal (sekitar 395 juta dolar AS) hanya dalam periode ini. Kerugian itu bersifat tahunan dan berulang jika para migran tersebut tetap berada di Israel.

Perubahan Mendasar dalam Komposisi Migran

Calcalist menegaskan bahwa penelitian ini menggunakan metode baru untuk membedakan migrasi permanen dari perjalanan sementara. Dengan metode ini, klaim pemerintah Israel yang mencoba mengecilkan fenomena migrasi dan menyalahkannya pada warga eks-Uni Soviet terbantahkan.

Porsi kelompok berpenghasilan tinggi di antara para migran melonjak dari seperempat menjadi lebih dari sepertiga. Artinya, Israel kini sedang kehilangan inti tenaga kunci ekonomi, mulai dari insinyur, pakar high-tech, profesional bebas, hingga manajer tingkat atas.

Kerugian akibat migrasi ini tidak hanya terbatas pada pajak penghasilan, tetapi juga mencakup pajak pertambahan nilai, pajak perusahaan, dan kontribusi ekonomi lainnya.

875 Dokter Hengkang

Calcalist menyebut data migrasi dokter sebagai yang paling mengkhawatirkan. Sejak Januari 2023, 875 dokter Israel telah meninggalkan wilayah pendudukan. Setelah dikurangi jumlah yang kembali, tercatat 481 dokter sebagai migrasi bersih.

Sebagian besar dari mereka adalah dokter spesialis yang telah menyelesaikan pendidikan profesional penuh, sehingga ancaman terhadap sistem kesehatan Israel dinilai sangat serius.

19 Ribu Akademisi dan Insinyur

Israel juga tercatat kehilangan: 19 ribu lulusan universitas, 6.600 pakar sains dan teknik dan 633 pemegang gelar doktor (dengan migrasi bersih 224 peneliti). Selain itu, lebih dari 3 ribu insinyur keluar dari wilayah pendudukan, dengan 2.330 orang tercatat sebagai migrasi bersih.

Calcalist memperingatkan bahwa data ini menunjukkan pelemahan serius pada basis inovasi Israel, dan migrasi tenaga high-tech secara langsung mengancam keunggulan kompetitif ekonomi Israel. Lebih dari 75 persen migran berusia di bawah 40 tahun. Namun yang paling mengkhawatirkan adalah meningkatnya migrasi kelompok usia di atas 40 tahun, yang berarti hilangnya pengalaman strategis yang terakumulasi.

Ancaman Strategis di Masa Depan

Dalam kesimpulannya, Calcalist menegaskan bahwa krisis ini bukan ancaman jangka pendek, melainkan bahaya strategis jangka panjang. Karena keterbatasan cadangan sumber daya manusia Israel dan konsentrasinya di sektor-sektor vital, tidak dibutuhkan migrasi massal untuk menciptakan kehancuran struktural. Cukup dengan keluarnya sejumlah terbatas dokter, insinyur, dan peneliti, maka rantai keruntuhan yang sulit dipulihkan bisa dimulai.

Para peneliti memperingatkan bahwa Israel kini berada di ambang “titik tanpa kembali”, di mana kerusakan struktural ekonomi tidak lagi dapat diperbaiki dan akan berujung pada erosi kapasitas produksi serta inovasi nasional.

Your Comment

You are replying to: .
captcha