1 November 2025 - 18:04
Perdana Menteri Lebanon: Tidak Akan Ada Mundur dari Rencana Pelucutan Senjata

Di tengah meningkatnya serangan rezim Zionis ke Lebanon selatan, Perdana Menteri Lebanon Nawaf Salam menegaskan bahwa pemerintahnya tidak akan mundur dari keputusan untuk membatasi dan melucuti senjata kelompok bersenjata di wilayah Lebanon.

Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Di tengah meningkatnya serangan rezim Zionis ke Lebanon selatan, Perdana Menteri Lebanon Nawaf Salam menegaskan bahwa pemerintahnya tidak akan mundur dari keputusan untuk membatasi dan melucuti senjata kelompok bersenjata di wilayah Lebanon.

Usai bertemu dengan Patriark Maronit Bechara Boutros al-Rai di Bkerke, Salam menyatakan, “Keputusan pelucutan senjata telah final. Tentara Lebanon sudah menyiapkan rencana pelaksanaan, dan dalam waktu kurang dari sepekan laporan kemajuannya akan diserahkan.”

Ia mengklaim bahwa pemerintah sedang berupaya menghentikan pelanggaran Israel melalui jalur diplomatik internasional, seraya menegaskan komitmen pada perjanjian gencatan senjata. Salam juga mengumumkan bahwa langkah-langkah untuk mengumpulkan senjata dari kamp-kamp pengungsi Palestina telah dimulai, dengan lebih dari dua puluh truk senjata berat telah disita.

Namun, pernyataan ini muncul bersamaan dengan laporan bahwa pasukan Israel kembali melancarkan serangan darat ke kota Blida di Lebanon selatan, menewaskan seorang pegawai balai kota bernama Ibrahim Salameh. Kelompok perlawanan menegaskan bahwa “Israel akan membayar mahal atas darah syahid ini.”

Pengamat politik Lebanon menilai pernyataan Nawaf Salam lebih mencerminkan upaya untuk menyenangkan AS dan sekutunya ketimbang mempertahankan kedaulatan nasional. Mereka menilai rencana “pelucutan senjata” ini sejatinya merupakan inisiatif Amerika–Israel untuk melemahkan kekuatan muqawamah (perlawanan) di Lebanon dan menargetkan Hezbollah yang menjadi garis pertahanan utama menghadapi agresi Zionis.

Kelompok perlawanan menegaskan bahwa senjata rakyat dan perlawanan adalah garis merah bangsa Lebanon, dan tidak ada pemerintah yang berhak mencabut kekuatan pertahanan rakyat di tengah agresi harian rezim Zionis.

Your Comment

You are replying to: .
captcha