Bergabungnya Timor Leste ke ASEAN setelah lebih dari dua dekade upaya tidak hanya menjadi simbol konsolidasi posisi negara tersebut di panggung regional, tetapi juga perkembangan yang signifikan bagi blok Asia Tenggara. Dengan sejarah pendudukan, perang, dan krisis internal, Timor Leste kini dapat meraup manfaat ekonomi, politik, dan diplomatik dari keanggotaan ASEAN dan memainkan peran yang lebih aktif dalam negosiasi regional. Hal ini menunjukkan bahwa bahkan negara-negara yang lebih kecil dengan dukungan politik dan komitmen terhadap stabilitas mampu menggunakan peluang kolektif untuk memperkuat posisi mereka.
Pada saat yang sama, kunjungan Donald Trump ke Malaysia mencerminkan keinginan Washington untuk membangun kembali pengaruh ekonomi dan keamanannya di Asia Tenggara. Fokus perjalanan ini adalah untuk memperkuat kerja sama perdagangan, perjanjian ekonomi, dan partisipasi dalam menyelesaikan sengketa perbatasan. Kehadiran ini menyoroti persaingan antara kekuatan besar seperti Tiongkok dan Rusia dengan Amerika Serikat dalam kerangka ASEAN dan memperkuat pentingnya diplomasi multilateral.
Dari perspektif keamanan, KTT ASEAN berfokus pada sengketa Laut Cina Selatan, krisis Myanmar, dan ketahanan ekonomi. Perkembangan ini menunjukkan bahwa ASEAN semakin penting sebagai pusat diplomasi dan mediasi regional, dan bahwa negara-negara seperti Timor Leste dapat memperoleh manfaat dari kapasitas blok tersebut untuk memperkuat posisi politik dan ekonomi mereka.
Kombinasi antara masuknya Timor Leste dan kehadiran AS mencerminkan perubahan geopolitik di kawasan tersebut, sebuah kawasan yang secara bersamaan menunjukkan persaingan kekuatan besar, kebutuhan akan konvergensi, dan ketahanan ekonomi, serta membentuk masa depan keamanan dan pembangunan Asia Tenggara. (MF)
Your Comment