9 Desember 2025 - 20:00
Isu Palestina Kian Meredup di Bawah Bayang-bayang Gencatan Senjata Palsu dan Rencana Perwalian Berbahaya

Dua bulan setelah gencatan senjata sementara di Gaza pada 11 Oktober 2025, rezim Israel tercatat melanggar gencatan senjata sebanyak 738 kali, yang menyebabkan 376 warga Gaza gugur dan 981 lainnya terluka, meskipun pihak perlawanan mematuhi kesepakatan.

Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Dua bulan setelah gencatan senjata sementara di Gaza pada 11 Oktober 2025, rezim Israel tercatat melanggar gencatan senjata sebanyak 738 kali, yang menyebabkan 376 warga Gaza gugur dan 981 lainnya terluka, meskipun pihak perlawanan mematuhi kesepakatan.

Di tengah pelanggaran berulang ini, isu perlucutan senjata perlawanan terus didorong sebagai dalih untuk rekonstruksi Gaza, padahal para pakar menilai langkah tersebut tidak menjamin keselamatan dan kelangsungan hidup rakyat Palestina di tanah mereka sendiri.

Pengamat Palestina, Hussein al-Batsh, menilai bahwa perlawanan kini berada dalam fase kritis antara tekanan internasional untuk melucuti senjata dan kebutuhan mempertahankan kemampuan bertahan hidup. Ia menegaskan bahwa Israel, meskipun perlawanan melunak, akan terus mengajukan tuntutan baru.

Laporan ini juga memperingatkan bahaya rencana perwalian asing atas Gaza, termasuk wacana pengusiran warga dan pengalihan pengelolaan wilayah kepada aktor-aktor Barat. Mantan PM Inggris, Tony Blair, disebut masih berpotensi terlibat dalam skema masa depan Gaza bersama tokoh-tokoh Amerika.

Lebih dari 70 persen warga Gaza kini mengungsi, sementara infrastruktur vital seperti air, listrik, dan rumah sakit berada dalam kondisi krisis. Di Tepi Barat, pengusiran massal terus berlangsung, dengan 32 ribu warga Palestina diusir hanya dari tiga kamp pengungsi sepanjang tahun ini.

ABNA menegaskan bahwa bahaya paling besar saat ini adalah upaya sistematis untuk melupakan isu Palestina, seiring rekayasa politik poros Arab–Ibrani–Amerika yang bertujuan menghapus perlawanan secara senyap di bawah kedok gencatan senjata dan bantuan kemanusiaan.

Your Comment

You are replying to: .
captcha