19 Oktober 2025 - 22:09
Scott Ritter: Iran Lumpuhkan Israel dengan Teknologi Rudal Canggih dalam Perang 12 Hari

Mantan marinir AS dan eks-inspektur PBB untuk senjata pemusnah massal, Scott Ritter, menegaskan bahwa Iran dalam perang 12 hari tidak hanya berhasil merebut kembali kendali dari Israel, tetapi juga menghukum keras rezim Zionis melalui kekuatan teknologi rudal balistiknya yang semakin maju.

Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Mantan marinir AS dan eks-inspektur PBB untuk senjata pemusnah massal, Scott Ritter, menegaskan bahwa Iran dalam perang 12 hari tidak hanya berhasil merebut kembali kendali dari Israel, tetapi juga menghukum keras rezim Zionis melalui kekuatan teknologi rudal balistiknya yang semakin maju.

Dalam wawancara dengan Al-Mayadeen, Ritter menyebut klaim Israel tentang penghancuran fasilitas dan peluncur rudal Iran tidak dapat dipercaya selama belum dikonfirmasi oleh Teheran. Ia menjelaskan bahwa Israel melakukan serangan mendadak untuk melemahkan kepemimpinan dan kemampuan militer Iran, namun justru kehilangan inisiatif setelah Iran melakukan serangan balasan yang efektif dan terarah.

Ritter menilai sistem pertahanan udara Israel — bahkan dengan dukungan AS — terbukti tidak mampu menghadapi rudal-rudal Iran. Selama 12 hari perang, rudal Iran berhasil menembus lapisan pertahanan berlapis Israel. Menurutnya, Iran merancang gelombang serangan awal sebagai uji coba untuk memetakan kelemahan pertahanan musuh, lalu menyesuaikan serangan berikutnya berdasarkan data yang diperoleh.

Ia menambahkan bahwa tujuan utama Israel untuk melumpuhkan kepemimpinan militer Iran gagal total. Ketika Tel Aviv menyadari keseimbangan kekuatan mulai berbalik dan kemampuan pertahanannya menurun, mereka segera mencari gencatan senjata untuk menghindari kekalahan lebih besar.

Ritter menekankan bahwa setiap serangan Iran bersifat terencana dan strategis, bukan sekadar aksi destruktif. Iran memanfaatkan kombinasi sistem senjata, termasuk penggunaan drone dalam jumlah besar untuk mengacaukan radar Israel, membuka jalan bagi rudal balistik menembus pertahanan.

Menyoroti serangan Iran ke Institut Weizmann, Ritter menyebutnya sebagai balasan terhadap agresi intelijen Israel terhadap fasilitas Iran. Ia menegaskan, setiap langkah Israel akan selalu dibalas setimpal oleh Teheran.

Ritter menutup dengan mengatakan bahwa serangan terakhir Iran ke Be’er Sheva dengan rudal berdaya ledak tinggi menjadi pesan tegas: jika Israel terus berpetualang secara militer, maka hukuman yang lebih berat akan menantinya.

Your Comment

You are replying to: .
captcha