Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Meski Presiden Amerika Serikat mengklaim melakukan kesepakatan demi mewujudkan perdamaian dan mengakhiri konflik di kawasan, dunia justru menyaksikan pecahnya perang demi perang, khususnya di Asia Barat. Dari agresi dan pendudukan di Suriah, blokade ketat Gaza yang menambah jumlah syahid, hingga kegagalan negosiasi AS–Rusia maupun Barat–Iran yang tidak menghasilkan perdamaian. Sebaliknya, keserakahan NATO, Amerika, dan Israel semakin meningkat.
Serangan terbaru rezim Zionis ke Yaman kembali membuktikan bahwa tidak ada pilihan selain resistensi dalam menghadapi poros kejahatan Amerika–Barat–Zionis untuk menghentikan agresi mereka terhadap berbagai negara.
Dalam konteks ini, Abbas al-Zaidi, analis Irak sekaligus anggota al-Hashd al-Shaabi, menulis artikel berjudul “Operasi Mengelabui ala Amerika – Perang-perang Atas Nama Perdamaian”:
“Amerika Serikat atas nama perdamaian, melancarkan perang-perang terbaru dengan memanfaatkan berbagai jalur, yang terpenting di antaranya melalui NATO, Israel, dan kelompok teroris. Semua ini dikemas dalam label ‘perundingan’ atau ‘inisiatif’. Jelas bahwa Washington memimpin serta mendukung perang terhadap Rusia, Iran, dan seluruh kawasan Timur Tengah; termasuk genosida di Gaza, agresi berulang ke Lebanon dan Yaman, serta upaya melemahkan sistem politik Irak.”
Menurut al-Zaidi, strategi AS “mengelabui Rusia” di balik inisiatif penyelesaian perang Ukraina di bawah Trump relatif berhasil. Namun terhadap Iran, strategi itu menemui kebuntuan dan berubah menjadi tekanan troika Eropa serta aktivasi “mekanisme snapback” yang berpotensi menyeret pada perang langsung. Dari perspektif Iran, tidak ada jalan keluar dari konfrontasi dengan AS dan Israel selain bertahan dan melawan.
Your Comment