Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Dalam sebuah wawancara dengan ABNA, istri Syahid Haj Mohammad Khaki menceritakan perjalanan hidup suaminya yang penuh keikhlasan, kesederhanaan, dan ketulusan. Ia dikenal sebagai pribadi rendah hati, tanpa kesombongan, dan selalu menolong sesama. Sejak lama, ia merindukan syahadah, dan akhirnya hidupnya benar-benar ditutup dengan syahadah bersama putranya, Mohammad Hossein.
Istrinya menuturkan, kehidupan mereka dibangun di atas kesederhanaan, menjauhi sikap berlebih-lebihan, serta dijiwai cinta kepada Ahlul Bait (as). Syahid Khaki sangat menjunjung tinggi nilai wilayah dan menekankan pendidikan anak-anak dalam jalur cinta Ahlul Bait dan kepatuhan kepada Wilayat al-Faqih. Ia juga aktif sebagai khadim di Haram Hazrat Ma’sumah (sa) dan Chaykhaneh Imam Reza (as).
Dalam kenangan istrinya, Syahid Khaki sangat peduli keluarga, penyayang, serta memiliki kecintaan mendalam pada ziarah, khususnya Arba’in dan haji. Ia juga selalu mendorong keluarganya ikut serta dalam Rahian-e-Nur (ziarah medan perang).
Tragedi yang merenggut nyawanya bersama putranya terjadi pada 23 Juni, ketika keduanya syahid akibat tertimpa reruntuhan. Istrinya menuturkan betapa berat kehilangan tersebut, namun ia bersyukur pernah hidup bersama pribadi penuh iman seperti mereka. Ia juga menyingkap wasiat suaminya, yang menginginkan chafiyeh usangnya dijadikan kain kafan bila kelak ia syahid—dan wasiat itu akhirnya terlaksana.
Dengan penuh rasa haru, ia berkata: “Meskipun jasadnya telah tiada, kehadirannya tetap saya rasakan. Seolah ia masih ada di samping saya, membimbing jalan hidup.”
Your Comment