31 Juli 2025 - 10:33
Source: ABNA
Hidup dalam Bayang-bayang Ketakutan dan Kelaparan; Kisah Pengangguran Ribuan Militer di Pesisir Suriah

Ribuan personel militer dan pegawai yang diberhentikan di wilayah pesisir Suriah, setelah pemutusan gaji dan pengusiran dari rumah dinas, kini menghadapi kelaparan, tunawisma, dan ketidakresponsifan total dari pemerintah Jolani.

Menurut Kantor Berita Internasional AhlulBayt (ABNA), dalam beberapa bulan terakhir, setelah jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad di Suriah dan naiknya pemerintahan Jolani di negara itu, kondisi kehidupan di wilayah pesisir Suriah telah menjadi sangat kritis.

Pemerintahan Jolani, dengan pemecatan massal personel militer, polisi, dan ribuan pegawai sipil di Suriah, menyebabkan ribuan keluarga kehilangan gaji bulanan bahkan rumah dinas mereka. Individu-individu ini, yang seringkali memiliki catatan pelayanan tanpa pelanggaran, kini hidup tanpa sumber pendapatan, tanpa tempat tinggal, dan dalam bayang-bayang ancaman keamanan.

Ketakutan... dan Lebih Banyak Ketakutan

Saat ini, penduduk wilayah pesisir Suriah menghadapi dua jenis ketakutan: satu adalah ketakutan akan nyawa karena pembunuhan yang ditargetkan atau acak dengan motif sektarian, dan ketakutan lainnya adalah kelaparan karena pemutusan total sumber pendapatan penduduk daerah ini.

Salah satu dari mereka, "Sulaiman," seorang mantan perwira tentara Suriah yang diberhentikan tanpa menerima kompensasi apa pun, mengatakan: "Banyak pegawai pemerintah Suriah di pemerintahan sebelumnya terpaksa melakukan pekerjaan kedua untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Sekarang setelah mereka bahkan kehilangan pekerjaan utama mereka, dengan kemerosotan ekonomi di wilayah tersebut dan melimpahnya tenaga kerja murah, tidak ada lagi pekerjaan yang tersisa bagi mereka."

Kepala desa salah satu desa di sekitar daerah "Draykish" juga menekankan bahwa lebih dari 75% penduduk desa di daerah ini sebelumnya bekerja di militer, polisi, atau di pekerjaan pemerintah di Suriah, dan sekarang dengan pemutusan gaji mereka, mereka bertahan hidup dari tabungan kecil, atau dari penjualan properti, bantuan masyarakat, dan pekerjaan jasa harian.

Berdasarkan laporan salah satu anggota Komite Perdamaian Sosial di kota Tartus, telah ada upaya untuk mengatasi situasi gaji tentara dan pegawai yang diputus, tetapi tidak ada tanggapan resmi terhadap upaya ini. Salah satu pejabat provinsi Tartus menyatakan bahwa masalah tersebut di luar yurisdiksi mereka, dan dengan demikian, kasus ini telah sepenuhnya ditutup.

Pekerjaan Baru untuk Bertahan Hidup

Dengan habisnya cadangan keuangan keluarga, para mantan militer di pesisir Suriah terpaksa mencari cara untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum. Mereka beralih ke berbagai pekerjaan, mulai dari menjual sayuran, kayu bakar, daun salam, dan tanaman obat hingga mendirikan usaha rumahan. "Ali," salah satu orang yang rumahnya terbakar dalam konflik, kini menjual buah-buahan dan sayuran dengan mobil kecil, tetapi masih hidup dalam ketakutan karena bahkan tidak memiliki kartu identitas.

"Nizar" bersama istrinya memulai produksi produk susu di rumah dan mendistribusikannya kepada pelanggan dengan sepeda motor. Beberapa orang lain, seperti "Fawaz" yang seorang insinyur listrik, setelah empat bulan menganggur, kini menawarkan jasa perbaikan peralatan rumah tangga dari rumah. Banyak juga yang memilih untuk mengajar privat siswa atau menjual barang dagangan dari rumah.

Solidaritas Sosial dan Bantuan Masyarakat

Gelombang solidaritas sosial di antara penduduk daerah Draykish dan daerah pesisir Suriah lainnya telah menyebabkan lembaga-lembaga masyarakat dan filantropis menyediakan roti harian bagi keluarga tanpa pendapatan. Selain itu, bantuan kecil diberikan kepada keluarga yang terkena dampak melalui jejaring sosial dan kampanye lokal.

"Wissam," seorang sopir taksi, meminjamkan mobilnya kepada menantunya yang menganggur untuk bekerja di pagi hari. "Firas," yang cacat permanen setelah ledakan ranjau, dengan terhentinya bantuan medisnya, kini hanya bertahan hidup dengan bantuan filantropis.

Alasan Sejarah dan Kebijakan Saat Ini

Wilayah pesisir Suriah sebelumnya sudah miskin, tetapi kebijakan marginalisasi pemerintah sebelumnya dan kemudian, keputusan pemerintah Jolani untuk membubarkan tentara Suriah dan memecat pegawai negara itu dengan dalih tenaga kerja berlebih, telah mendorong situasi ke ambang bencana. Sementara pembicaraan tentang rekonsiliasi dan reformasi disiarkan ke luar, tindakan praktis menunjukkan ketidakpedulian mendalam terhadap konsekuensi sosial dari keputusan-keputusan ini.

Your Comment

You are replying to: .
captcha