Kantor Breita Internasional Ahlulbait -ABNA- Kementerian Intelijen Republik Islam Iran dalam sebuah pernyataan menegaskan bahwa selama Perang 12 Hari, Iran berhadapan dengan operasi intelijen besar-besaran yang dirancang oleh poros Amerika–Zionis dan sekutunya. Operasi ini mencakup kombinasi perang militer, psikologis, cyber, sabotase, hingga upaya menciptakan kerusuhan domestik, dengan tujuan menggulingkan sistem Republik Islam dan memecah belah Iran.
Menurut pernyataan tersebut, musuh menggunakan teknologi canggih dari CENTCOM dan perusahaan Barat, termasuk AI, pengawasan satelit, dan infiltrasi media sosial. Namun semua itu gagal karena keteguhan rakyat Iran, kekuatan militer, dan kepemimpinan Pemimpin Tertinggi Ayatullah al-Udzma Khamenei.
Kementerian Intelijen menyebut bahwa pasukan intelijen Iran, termasuk para “prajurit tanpa nama Imam Zaman (aj)”, terlibat dalam pertempuran defensif dan ofensif yang intens, menggagalkan banyak serangan, menangkap mata-mata, serta melancarkan serangan balik ke wilayah musuh, khususnya di wilayah pendudukan.
Dalam bagian akhir pernyataan, disebutkan bahwa beberapa operasi balasan akan diumumkan lebih rinci setelah hambatan keamanan lapangan diangkat.
Your Comment