Rezim Zionis menyerang wilayah-wilayah Iran pada hari Jumat (13/06/2025), yang mengakibatkan gugurnya sejumlah komandan tinggi angkatan bersenjata, ilmuwan terkemuka, dan warga negara Iran yang tidak bersalah, terutama anak-anak. Di antara para syahid itu adalah Parnia Abbasi, seorang gadis muda Iran yang gugur bersama ayah, ibu, dan adik laki-lakinya.
Artikel dari Pars Today ini mengulas biografinya.
Kelahiran
Parnia Abbasi, 23 tahun, seorang penyair, guru bahasa Inggris, dan karyawan, akan berulang tahun dalam beberapa hari lagi. Ia lulus dari Universitas Internasional Qazvin dengan gelar dalam bidang penerjemahan bahasa dan baru-baru ini diterima di program magister manajemen. Ayah Parnia adalah seorang pensiunan pendidik dan ibunya adalah seorang pensiunan bankir.
Kehidupan di Orkideh
Parnia tinggal bersama ayah, ibu, dan saudara laki-lakinya di sebuah kompleks di Tehran yang semua penghuninya adalah warga sipil. Pada hari Jumat, Parnia dijadwalkan bertemu dengan teman dekatnya Maryam pada pukul 11 pagi. Temannya Maryam mengatakan tentang Parnia bahwa setelah rezim Israel menyerang Tehran, dia pergi ke rumah mereka dan melihat rumah mereka yang hancur di Blok 4 kompleks Orkideh di Jalan Sattarkhan di Tehran. Tampaknya semua penghuni kompleks itu gugur syahid.
Adik Parnia
Maryam, sahabat Parnia, melihat langsung jenazah Parnia dan kemudian saudaranya dikeluarkan dari reruntuhan rumah mereka. Namun, kedua orangtua Parnia tidak dapat diselamatkan pada saat yang bersamaan, dan petugas penyelamat mengatakan bahwa petugas harus datang untuk menyingkirkan puing-puing agar jenazah mereka dapat dikeluarkan dari reruntuhan. Parham, saudara Parnia yang berusia 16 tahun, adalah seorang pelajar.
Ranjang Berwarna Merah Muda
Menurut Maryam, bagian tengah gedung mereka diserang, yang menyebabkan gedung tersebut runtuh. Orang lain juga gugur syahid di gedung mereka. Foto dengan ranjang berwarna merah muda berlumuran darah itu diambil dari tempat itu.(sl)
Your Comment