26 Mei 2025 - 21:02
Source: Parstoday
Penulis Palestina: Orang seperti Saya akan Dihapus dengan Bom atau Tajuk

Salah seorang kolumnis Palestina, menganggap media-media Barat dan Arab, terlibat dalam kejahatan genosida Rezim Zionis terhadap penduduk Gaza.

Alaa Radwan, yang saat ini tinggal di Kairo, di situs Middle East Eye, Sabtu (24/5/2025) menulis, “Israel membunuh keluarga saya, dan menghancurkan rumah saya, tapi dunia hanya menonton.”

Penulis Palestina, ini bersama anaknya meninggalkan Gaza, untuk menyelamatkan diri dari genosida, akan tetapi setiap hari mereka tersiksa karena terasing.

Ia menuturkan, “Rumah kami terletak di daerah Nasser, kota Gaza. Setiap sudutnya menyimpan kenangan tawa-tawa kami. Dinding-dindingnya yang saya warnai sendiri dengan teliti, gorden-gorden yang saya pilih dengan cinta, dapurnya yang di dalamnya saya memasak makanan untuk orang-orang tercinta, lorong-lorongnya yang menjadi tempat bagi kedua anak kembar saya melangkahkan kakinya pertama kali, dan rak buku yang penuh buku.”

Radwan menambahkan, “Seolah-olah kami adalah orang-orang yang tak nampak. Di media-media Barat, bahkan Arab, orang-orang semacam saya akan dihapus dengan bom atau tajuk.”Ia melanjutkan, “Dunia memandang kami orang-orang Palestina, hanya sebagai data jumlah korban tewas dan terluka, serta pengungsi, kami tidak diterima sebagai manusia.”

“Bagi orang-orang Israel, gangguan psikologis akibat perang media diakui, tapi di Gaza, gangguan psikis akibat ketakutan atas perang adalah hak istimewa yang tidak diberikan kepada kami. Media-media Barat, telah menghapus perbedaan penjajah dan terjajah, serangan udara dan roket buatan tangan, blokade sistematik dan perlawanan,” paparnya.

Terkait permainan bahasa media Barat, untuk membela kejahatan-kejahatan Rezim Zionis, Radwan menulis, “Media-media Barat, dengan kata-kata seperti menyerang personel militer atau klaim publikasi video pembunuhan, memainkan peran penting dalam menutupi kejahatan-kejahatan terhadap penduduk Gaza.”

Penulis Palestina ini menerangkan, “Dalam pembunuhan terhadap tim penyelamat di Rafah, meskipun adegannya disiarkan secara langsung dan disaksikan oleh masyarakat dunia, tapi media-media Barat, tetap menggunakan bahasa-bahasa meragukan, ambigu, serta bersayap dalam memberikan narasi atas kejahatan ini.”

Pada saat yang sama, Radwan, menilai kebisuan di hadapan kejahatan-kejahatan Rezim Zionis atau menyebarkan berita yang menguntungkan para penjajah, bukan sekadar masalah moral.

“Masalahnya bukan sekadar moral, tapi masalah mencatat fakta di lembaran sejarah. Terlepas dari penderitaan siapa yang akan dicatat, dan penderitaan siapa yang akan dihapus, yang lebih penting adalah suara siapa yang akan membentuk opini publik, kebijakan internasional, dan sejarah,” ujarnya.

Alaa Radwan menegaskan, “Kami bukan sekadar angka. Kami bukan sekadar korban. Kami adalah manusia-manusia yang punya nama, punya kenangan, punya masa depan yang sedang dibangun. Kami layak diperhatikan. Kami bukan orang pertama yang mengatakan itu. Orang-orang Palestina, selama beberapa dekade menceritakan kisahnya kepada dunia. Tapi sekarang setelah berlalu sekitar 20 bulan sejak genosida ini, masih saja suara kami tak terdengar. Diam tetap lebih keras dari suara bom dan lebih besar dari terusir dari rumah.” 

342/

Your Comment

You are replying to: .
captcha