25 Mei 2025 - 22:58
Source: IQNA
Manouchehr Noohseresht; Narator Alquran dengan Pena Cahaya

Aspek artistik yang paling menonjol dari Manouchehr Noohseresht adalah penulisan Alquran, sebuah tugas monumental yang membutuhkan kemurnian ruh, konsentrasi pikiran, dan cinta tak berujung terhadap firman ilahi. Karena itulah ia diperkenalkan dan diberi penghormatan sebagai salah seorang abdi pilihan Alquran.

  konferensi ke-30 yang menghormati para abdi Alquran diadakan pada hari-hari terakhir Maret lalu, pada pertengahan bulan suci Ramadhan. Acara tersebut, yang diadakan dengan dihadiri Presiden Masoud Pezeshkian, mengapresiasi 13 aktivis Alquran dan sekelompok madah dan paduan suara Alquran.

Salah satu tokoh yang diperkenalkan dan diapresiasi pada acara ini sebagai abdi Alquran di bidang kaligrafi adalah Manouchehr Noohseresht, seorang kaligrafer asal negara Iran.

Dalam geografi seni Iran, kaligrafi bukan sekadar keterampilan atau gaya penulisan yang menjadi bahasa untuk mengungkap rahasia keindahan; kadang kala, dalam kesunyian tinta dan kertas, ditemukan tangan yang tidak terbuat dari jenis tanah liat; tangan yang tidak hanya berlatih kata tetapi juga melukisnya. Manouchehr Noohseresht adalah salah satu tokoh langka yang dengan kombinasi hati dan jiwa, telah menulis Alquran selama beberapa dekade dan telah meninggalkan kesan di hati para pecinta seni Iran.

Ia lahir pada tahun 1948 di Hamedan. Baginya, tahun-tahun sekolah menengahnya lebih dari sekedar mempelajari mata pelajaran sekolah; dia sedang mencari jalan lain di jantung buku teks. Sebuah perjalanan yang dimulai di ujung jari mendiang master Hassan Mirkhani dan mengarah kepada para ahli kaligrafi Iran yang hebat.

Ia tidak hanya mempelajari kaligrafi, tetapi juga mengajarkannya kepada generasi baru dan, sebagai salah satu instruktur Asosiasi Kaligrafer, ia mengukir namanya dengan pena emas di jantung kebudayaan Iran kontemporer.

منوچهر نوح‌سرشت؛ راوی قرآن با قلمی از نور

Tidak diragukan lagi, aspek artistik yang paling menonjol dari sang ustad Noohseresht adalah penulisan Alquran, sebuah tugas monumental yang membutuhkan kemurnian jiwa, konsentrasi pikiran, dan cinta tanpa akhir. Dia telah menulis Alquran dengan tangannya sendiri beberapa kali. Dan bukan hanya dengan tatanan lahiriah, tetapi dengan tatanan batiniah, dengan niat ikhlas, dan dengan fokus yang telah dicapai melalui tahun-tahun ketekunan artistik. Di samping karya-karya Alquran ini, koleksi ghazal Saadi yang ditulis dengan tangannya sendiri juga harus disertakan di antara karya-karyanya yang abadi.

Puncak kehormatan bagi kaligrafer ini adalah apresiasinya pada Konferensi Para Abdi Alquran ke-30. 

342/

Your Comment

You are replying to: .
captcha