Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Selasa (20/5/2025) kepada pihak Amerika Serikat yang terlibat dalam perundingan terbaru mengatakan, “Upayakan untuk tidak berbicara omong kosong. Mengatakan bahwa kami tidak akan mengizinkan Iran, mengayakan uranium, adalah bualan. Republik Islam tidak menunggu izin ini dan itu.”
Imam Khamenei menambahkan, “Saya akan menjelaskan kepada rakyat Iran, pada kesempatan lain apa niat dan tujuan sebenarnya mereka, sehingga begitu bersikeras pada masalah pengayaan uranium.”
Pada saat yang sama, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, menjelaskan karakteristik hati, bahasa, dan perilaku Ayatullah Sayid Ebrahim Raisi, mantan Presiden Iran, yang gugur setahun lalu.
“Menjauhi model pemerintahan Firaun, dan bergerak di jalur pemerintahan Ilahi, adalah tolok ukur penting dalam mengelola negara yang contoh sempurnanya adalah Syahid Raisi,” ujar Ayatullah Khamenei.
Selain itu, Imam Khamenei, menyebut pelajaran besar yang diberikan Syahid Raisi, adalah mengerahkan seluruh kemampuan untuk berkhidmat kepada makhluk Tuhan, dan menghindari segala bentuk penggunaan posisi politik-sosial karena jabatan.
Ia melanjutkan, “Di dalam pemerintahan Islam, tidak sedikit orang-orang yang memiliki karakteristik semacam ini, tapi karakteristik dan pelajaran ini harus menjadi budaya umum.”
Terkait kejujuran dan ketegasan Syahid Raisi, Imam Khamenei menuturkan, “Untuk memahami pentingnya sikap ini, kita harus membandingkannya dengan bahasa kebohongan pejabat beberapa negara Barat, yang teriakan mereka dalam membela perdamaian dan hak asasi manusia telah membuat telinga dunia tuli, tapi mata mereka ditutup atas pembunuhan lebih dari 20.000 anak-anak tertindas di Gaza, dan malah membantu para penjahat.”
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, juga menyinggung berbagai pelayanan Presiden Syahid Raisi dan menerangkan, “Syahid Raisi, juga melayani martabat dan kehormatan nasional serta reputasi bangsa Iran, serta menaikkannya.”
Menurut Ayatullah Khamenei, kenyataannya, para syuhada “kecelakaan pesawat bulan Ordibehesht” saat Kemenangan Revolusi Islam, masih berusia muda atau remaja, atau malah belum lahir, tapi pendidikan keluarga mereka, dan ribuan pemuda lain di berbagai penjuru Iran, termasuk prestasi Revolusi Islam Iran.
“Ini adalah kekuatan Revolusi Islam, yang mampu memobilisasi pemuda 19 tahun semacam Arman Aliverdi, untuk berada di garis perjuangan Basij (relawan rakyat) mengikuti jejak Syahid Ayatullah Ashrafi Isfahani, 90 tahun, yang gugur di garis yang sama 40 tahun lalu,” paparnya.
Imam Khamenei menekankan bahwa revolusi yang memiliki kekuatan dan kemampuan mobilisasi kontinu semacam ini tidak akan bisa dikalahkan.
Ia menegaskan, “Nilai revolusi, kekuatan revolusi dalam membangun manusia, kemajuan-kemajuan hasil revolusi, dan gerakan besar bangsa Iran, harus dihargai, dan harus memohon kepada Tuhan supaya pelajaran abadi bangsa Iran ini bisa diwariskan dan berguna bagi umat manusia, dan bangsa-bangsa lain.”
342/
Your Comment