14 Mei 2025 - 20:50
Source: Parstoday
Selama Barat Mendukung Israel, Tidak akan Ada Perdamaian di Dunia

Sebuah fenomena terjadi saat ini, rakyat Palestina menjadi korban sesungguhnya, tapi Israel bersikap seolah menjadi korban yang menghalangi publik dunia untuk melihat kejahatannya.

  Rezim Zionis dan pendukung Baratnya telah menggunakan Holocaust dan tuduhan anti-Semitisme selama beberapa dekade sebagai alat untuk membungkam para kritikus dan membenarkan kejahatan mereka terhadap Palestina.

Ketika orang-orang Palestina saat ini menjadi korban genosida yang nyata, Israel yang mengandalkan narasi sejarahnya, menggambarkan setiap kritik terhadap kebijakannya sebagai anti-Semitisme. Israel dengan dukungan tanpa syarat dari Barat, terutama Amerika Serikat, telah menjadi kekuatan penyebab krisis di Asia Barat dan terus menekan rakyat Palestina melalui berbagai cara, mulai dari blokade kelaparan, hingga pengeboman sekolah dan rumah sakit.

Di satu sisi, kita melihat seorang warga Palestina berteriak di bawah reruntuhan rumahnya, dan keluarganya terbunuh oleh pemboman Amerika-Israel. Di sisi lain, politisi Israel seperti Itamar Ben-Gvir (Menteri Keamanan Nasional Israel) membela pemboman depot makanan dan obat-obatan Gaza, bahkan menuduh Pengadilan Kriminal Internasional (ICJ) bersikap anti-Semitisme!

Kontradiksi yang nyata ini menunjukkan bagaimana Israel mengeksploitasi narasi korban untuk membenarkan tindakan kriminalnya. Perlu dicatat bahwa Barat, terutama Amerika dan Eropa, telah mengubah Holocaust menjadi tabu politik, menganggap kritik apa pun terhadap Israel setara dengan penyangkalan Holocaust dan anti-Semitisme.

Sementara itu, pembantaian kolonial Eropa dan Amerika, dari genosida penduduk asli Amerika hingga kekejaman Belgia di Kongo, belum pernah mendapat perhatian sebanyak Holocaust. Bahkan perbudakan kaum kulit hitam di Amerika hanya dibahas sedikit dalam sistem pendidikan negara tersebut. Tetapi Holocaust telah menjadi alat yang mengecualikan Israel dari pertanggungjawaban apa pun. Jadi, ketika Barat menyebut kritik sekecil apa pun terhadap Israel sebagai anti-Semit, mereka mengabaikan kejahatan perang rezim Zionis di Gaza.

Apakah Barat masih akan diam saja jika Rusia, Cina, atau negara lain melakukan tindakan serupa? Tentu saja tidak. Standar ganda ini menunjukkan bahwa dukungan Barat terhadap Israel tidak didasarkan pada hak asasi manusia, tetapi pada kepentingan geopolitiknya. Israel adalah garnisun militer Barat di Asia Barat, dan kritik apa pun terhadapnya dipandang sebagai ancaman terhadap hegemoni Amerika di kawasan.

Di Amerika dan Eropa, dukungan apa pun untuk Palestina dihadapi dengan penindasan yang keras. Mahasiswa dan profesor yang membela hak-hak Palestina dikeluarkan atau dituntut. Bahkan di Jerman, sebuah negara dengan kepekaan historis yang tinggi terhadap Holocaust, dukungan terhadap Palestina ditafsirkan sebagai anti-Semitisme. Sementara itu, banyak orang Yahudi anti-Zionis juga menjadi sasaran serangan media, karena mengkritik Israel. 

Pada akhirnya, warga Palestina saat ini menjadi korban sebenarnya, dan posisi Israel yang berperan seolah menjadi korban seharusnya tidak menghalangi kita untuk melihat kejahatannya yang sangat jelas. Dunia harus mulai dengan mendemitologisasi Israel dan menerima bahwa Holocaust tidak boleh menjadi alasan untuk genosida baru. Selama Barat mendukung Israel tanpa syarat, maka tidak akan ada perdamaian.(PH)

Your Comment

You are replying to: .
captcha