14 Mei 2025 - 20:46
Source: Parstoday
Mengapa Negosiasi Langsung AS dengan Hamas Jadi Kegagalan Strategis bagi Israel?

Analis Zionis memperingatkan bahwa hubungan khusus antara Amerika Serikat dan rezim Zionis mungkin berada di ambang kehancuran.

  Abraham Ben-Zvi, profesor ilmu politik di Universitas Haifa di Israel dan pakar hubungan Israel-Amerika, dalam artikelnya di surat kabar Israel Hayom, mengatakan, "Enam dekade kemitraan yang mendalam, strategis, dan diplomatik antara Amerika Serikat dan Israel, yang didasarkan pada nilai-nilai bersama dan telah mengambil judul "hubungan khusus," kini telah mencapai tahap kritis yang dapat membahayakan masa depan aliansi ini."

Ben-Zvi menulis, "Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan cepat bergerak menuju konfrontasi langsung pada isu-isu regional dan global yang sensitif."

Menurut profesor hubungan internasional ini, berakhirnya perang di Jalur Gaza dengan cepat merupakan elemen kunci bagi Trump dalam membangun warisannya sebagai pemimpin yang tegas yang tanpa henti berupaya menyelesaikan krisis besar atau setidaknya menahannya.

Trump mencoba menggambarkan dirinya sebagai mediator, dan perang Gaza dipandang olehnya sebagai bagian dari upaya untuk mendesain ulang kawasan Asia Barat di bawah dominasi Amerika Serikat.

Menurut Ben Zvi, tercapainya tujuan ini bergantung pada kesepakatan bersama antara Amerika Serikat dan negara-negara Arab di Teluk Persia. Washington berusaha meningkatkan posisi militernya di kawasan dengan menyediakan persenjataan canggih kepada negara-negara tersebut sebagai imbalan atas investasi besar terhadap perekonomian mereka.

Analisis Israel ini menegaskan bahwa tujuan akhir Gedung Putih dengan pendekatan tersebut untuk menciptakan koalisi diplomatik dan strategis yang luas dengan dukungan Amerika untuk menghadapi ancaman yang ada dan tantangan regional dan global terhadap tatanan regional yang baru.

Ben-Zvi memperingatkan bahwa hubungan khusus antara Amerika Serikat dan rezim Zionis sekarang berada di bawah tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebab, sayap kiri Partai Demokrat dianggap sebagai ancaman serius bagi hubungan ini. Sementara itu, kubu Partai Republik juga menunjukkan tanda-tanda makin enggan.

Profesor ilmu politik itu menambahkan,"Situasi demikian telah menyebabkan meningkatnya rasa frustrasi, kemarahan, dan kekecewaan terhadap Netanyahu di dalam Gedung Putih, dan ketidakpuasan ini sekarang diungkapkan secara terbuka."

Ben-Zvi menjelaskan,"Trump dan utusan Timur Tengahnya, Steve Witkoff, bingung dalam memahami logika strategis di balik kehadiran berkelanjutan rezim Zionis di rawa Gaza, karena perang ini tidak ada artinya dan tidak memiliki tujuan di mata mereka."

Analis Zionis Israel ini menunjuk pada peristiwa terkini di kawasan yang dapat semakin memperburuk hubungan antara Amerika Serikat dan Israel, termasuk pembebasan Aidan Alexander, seorang sandera berkewarganegaraan Israel-Amerika yang dibebaskan oleh Hamas setelah negosiasi langsung dengan Amerika Serikat.

Dia menyimpulkan dengan memprediksi bahwa peran politik Hamas dalam memerintah Gaza setelah perang mungkin diterima dalam waktu dekat, meskipun hanya secara simbolis. Ada kemungkinan juga bahwa perjanjian nuklir dengan Iran tanpa berkonsultasi dengan rezim Zionis dan mendukung program nuklir sipil Arab Saudi tanpa memperoleh persetujuan Israel dapat menjadi bagian dari perkembangan di masa mendatang.(PH)

Your Comment

You are replying to: .
captcha